Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tudingan Alat Bantu Komunikasi Jokowi saat Debat Kedua

Kompas.com - 19/02/2019, 08:32 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

Karding membenarkan ia mengenakan earphone saat debat. Saat itu, Karding mengaku diinstruksikan oleh Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf Erick Thohir untuk menjemput tamu dan capres serta cawapres. Karena itu ia menggunakan earphone untuk mengkoordinir penjemputan.

Baca juga: Sandiaga Yakin Jokowi Tak Pakai Earpiece Saat Debat Pilpres Kedua

Ia pun tidak melihat Jokowi memasang alat tertentu di tubuhnya. Ia hanya melihat panitia debat memasangi Jokowi microphone untuk berkomunikasi saat acara berlangsung.

"Yang dilakukan Pak Jokowi di dalam itu hanya bercengkrama dengan Pak Kiai Ma'ruf, Pak Erick, Pak Pramono, Pak Moeldoko, Bu Iriana, dan beliau berdoa. Saya ada fotonya lalu ke kamar kecil lalu ke panggung. Jadi enggak ada pemasangan apapun. Saya saksikan sendiri," ujar Karding lagi.

Bantahan TKN Jokowi-Ma'ruf

Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Arsul Sani, membantah Jokowi menggunakan alat komunikasi saat debat. Ia menilai isu itu dimunculkan karena Jokowi tampil lebih baik dari capres nomor urut 02 Prabowo Subianto.

Anggota Pansus RUU Antiterorisme dari Fraksi PPP Arsul Sani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (23/5/2018).KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO Anggota Pansus RUU Antiterorisme dari Fraksi PPP Arsul Sani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (23/5/2018).

"Begitulah perilaku buzzer pendukung Paslon 02, karena capresnya enggak unggul soal penguasaan bahan (debat), dan hanya unggul soal penguasaan lahan, maka ya begitu efek sampingnya. Sebar hoaks, nyinyir, marah-marah. Termasuk nuduh soal earphone dan pulpen," kata Arsul melalui pesan singkat, Senin (18/2/2019).

Baca juga: Politisi PDI-P: Fitnah Earpiece Sengaja Dibuat untuk Tutupi KO Prabowo

Ia menambahkan, tudingan itu muncul lantaran mereka merendahkan kemampuan Jokowi dan terlalu mengangung-agungkan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto.

Karena itu, kata Arsul, begitu Jokowi terlihat lebih unggul dari Prabowo soal data kuantitatif dan kualitatif, mereka kaget dan membantahnya dengan hoaks.

Ia pun menilai Prabowo hanya mampu berbicara soal visi dan misi tanpa mampu mengkonkritkannya hingga program aksi.

"Mereka meng-underestimate Pak Jokowi tidak punya kemampuan debat. Sehingga begitu Pak Jokowi tampil dengan data-data baik kuantitatif maupun kualitatif, maka kaget, dan bikin hoaks baru," papar Arsul.

Baca juga: TKN Bantah Jokowi Gunakan Alat Bantu Komunikasi Saat Debat Kedua

"Apa lagi siapapun yang melihat debat tadi malam, akan bisa menyimpulkan bahwa Pak Prabowo hanya bicara sampai visi dan misi, tapi tidak mampu jelaskan agenda aksi atau program konkrit yang akan dijalankannya kalau terpilih," lanjut Sekjen PPP itu.

TKN Minta yang Tuding Jokowi Cek CCTV

Karding meminta pihak-pihak yang menuding untuk mengecek CCTV ruangan yang digunakan Jokowi sebelum, selama, dan sesudah debat berlangsung.

Sebab menurut Karding, satu-satunya alat yang dipasang ke tubuh Jokowi adalah clip on dari panitia. Clip on dipasang supaya suara yang keluar terdengar bagus.

Baca juga: KPU Pastikan Kedua Capres Tak Pakai Alat Bantu Komunikasi Selama Debat

"Saya bersaksi bahwa tidak ada pemasangan (earphone dan pulpen khusus) sama sekali. Dan boleh dicek, saya kira ada CCTV di ruangan itu, mungkin bisa dicek," ujar Karding.

"Mulai dari beliau masuk, ngobrol sama beberapa orang yang ada di situ, berdoa sebelum ke stage, sempat ke toilet, kamar kecil, lalu balik lagi, setelah itu menuju ke stage, panggung depan," katanya.

Kompas TV Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno juga yakin Jokowi tidak curang saat debat Capres kedua tadi malam. Sandiaga meyakini teknologi earpiece untuk mendengar arahan yang dituduhkan pada Jokowi memang ada, namun Sandi justru tidak percaya jika Jokowi akan melakukan kecurangan. Sandiaga memilih untuk tidak berkomentar karena ia menanggap rival politiknya dalam pemilu April mendatang ini akan menjaga kejujuran sesuai ketentuan KPU.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

Nasional
Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Nasional
Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Nasional
Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Nasional
Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Nasional
Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Nasional
Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Nasional
Hanya Ada 2 'Supplier' Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Hanya Ada 2 "Supplier" Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Nasional
Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Nasional
KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

Nasional
Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

Nasional
KPU Ungkap Formulir C.Hasil Pileg 2024 Paniai Dibawa Lari KPPS

KPU Ungkap Formulir C.Hasil Pileg 2024 Paniai Dibawa Lari KPPS

Nasional
Soal 'Presidential Club' Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

Soal "Presidential Club" Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

Nasional
KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

Nasional
KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com