DEPOK, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo buka suara soal tutupnya pabrik sepatu merek Bata di Purwakarta, Jawa Barat, setelah 30 tahun beroperasi.
Jokowi bilang, tutupnya sebuah usaha terjadi karena beberapa kondisi, bisa karena efisiensi maupun karena kalah bersaing dengan barang-barang baru yang sejenis.
"Ini kalau masalah ada pabrik yang tutup, sebuah usaha itu naik turun karena kondisi, karena mungkin efisiensi, karena kalah bersaing dengan barang-barang baru, banyak hal," kata Jokowi usai menghadiri peresmian Indonesia Digital Testing House (IDTH) di Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi (BBPPT) Tapos, Depok, Jawa Barat, Selasa (7/5/2024).
Baca juga: Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen
Namun ia menyebut, secara umum, kondisi ekonomi makro Indonesia berada dalam keadaan baik. Di kuartal I tahun 2024, ekonomi mampu tumbuh 5,11 persen secara tahunan (year on year/yoy).
"Yang jelas secara makro, perkembangan ekonomi kita sangat baik 5,11 (persen)," tutur dia.
Kepala negara mengatakan, pertumbuhan ekonomi 5,11 persen membawa optimisme saat negara-negara lain jatuh ke jurang resesi.
Indonesia mampu tetap tumbuh di tengah kondisi geopolitik global yang tidak menentu.
Capaian pertumbuhan ekonomi ini, lanjut Jokowi, patut disyukuri mengingat kontribusi terbesar masih berasal dari konsumsi rumah tangga dan investasi.
Ia tidak memungkiri, komitmen investasi yang masuk ke Indonesia semakin meningkat.
"Saya kira patut kita syukuri karena itu banyak didukung memang oleh konsumsi. Tetapi juga didukung yang kedua oleh investasi, yang terus masuk ke negara kita," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, produsen sepatu Bata memutuskan untuk menghentikan operasional pabrik sepatu Bata di Purwakarta, Jawa Barat terhitung sejak Selasa, 30 April 2024.
Baca juga: Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup, Asosiasi: Pesanan Turun karena Lebaran
Keputusan itu disampaikan manajemen dalam Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEK). Pabrik yang dibangun pada 1994 itu ditutup seiring menurunnya permintaan produk sepatu Bata di Indonesia.
Dilansir dari Kontan, Bata membukukan penjualan neto sebesar Rp 609,61 miliar pada 2023 atau lebih rendah 5,26 persen year on year (YoY) dibanding 2022, yakni Rp 643,45 miliar.
Bata juga mengalami peningkatan rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 79,65 persen YoY menjadi Rp 190,29 miliar pada 2023, dari tahun sebelumnya, yaitu Rp 105,92 miliar.
Baca juga: Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin: Kami Bingung...
Corporate Secretary Sepatu Bata TBK, Hatta Tutuko mengungkapkan, pihak manajemen mengaku sudah melakukan berbagai upaya selama empat tahun terakhir untuk mengatasi kerugian PT Sepatu Bata Tbk.
Sejak pandemi Covid-19 pada 2020 lalu, PT Sepatu Bata Tbk mengaku terus mengalami tantangan dan kerugian akibat perubahan perilaku konsumen yang begitu cepat.
"Dengan adanya keputusan ini, maka Perseroan tidak dapat melanjutkan produksi di pabrik Purwakarta," tandas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.