Salin Artikel

Tudingan Alat Bantu Komunikasi Jokowi saat Debat Kedua

Alat bantu komunikasi tersebut berupa earpiece dan pulpen yang dipegang Jokowi.

Tudingan tersebut bermula dari unggahan akun Facebook yang bernama Agus Ilham. Ia mengunggah foto Jokowi yang sedang menekan telinga dan memegang pulpen.

Akun tersebut menduga pulpen yang dipegang Jokowi merupakan alat bantu komunikasi dalam debat kedua. Namun, akun tersebut belum menunjukan keberadaan earpiece yang disebut-sebut itu.

"Sisa debat capres, meninggalkan tanda tanya. BPN harusnya memeriksa telinga Jokowi, ada earphone atau tidak. Jika ada, patut dipertanyakan untuk apa itu earphone, cek juga pulpen yang dipegang Jokowi," tulis akun Agus Ilham.

"Ada apa di kuping? Ada wireless earphone? Apa yang sedang didengarkan? Mendengarkan arahan? Atau mendengar rekaman Jawaban?" tulis akun itu lagi.

Tak berselang lama, muncul pula di Twitter soal tudingan Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Abdul Kadir Karding, sebagai pembisik Jokowi saat debat.

Di twitter, netizen mengunggah foto Karding yang tengah berbicara lewat earphone. Gambar itu lalu dihubungkan dengan tudingan alat komunikasi yang dipakai Jokowi tadi.

Bantahan Jokowi

Jokowi menilai isu itu merupakan fitnah. Ia membantah spekulasi tersebut.

Ia pun lantas menunjukkan pulpen yang ia gunakan dalam debat semalam kepada awak media. Ia memastikan bahwa pulpen yang dibawa ke panggung debat adalah pulpen asli.

"Ah ada-ada saja. Itu fitnah. Fitnah seperti itu jangan diterusin-terusin," kata calon presiden petahana ini di sela-sela kunjungan kerjanya di Kabupaten Pandeglang, Banten, Senin (18/2/2019).

"Ini pulpennya. Ya cek aja. Jadi enggak usah buat isu-isu yang fitnah begitulah," kata Jokowi lagi.

Bantahan Karding

Karding membantah dirinya membisiki Jokowi saat debat kedua. 

Hal itu disampaikan Karding menanggapi unggahan di Twitter yang menunjukan seolah dirinya yang juga memakai earphone berbicara tengah membisiki Jokowi.

"Saya ingin melakukan klarifikasi sekaligus membantah seluruh tudingan terhadap penggunaan alat canggih oleh paslon 01 Pak Jokowi pada debat semalam baik penggunaan pulpen khusus maupun earphone yang ada chip-nya. Maupun tudingan pembisik utamanya adalah saya," kata Karding di Posko Cemara, Menteng, Jakarta, Senin (18/2/2019).

Karding membenarkan ia mengenakan earphone saat debat. Saat itu, Karding mengaku diinstruksikan oleh Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf Erick Thohir untuk menjemput tamu dan capres serta cawapres. Karena itu ia menggunakan earphone untuk mengkoordinir penjemputan.

Ia pun tidak melihat Jokowi memasang alat tertentu di tubuhnya. Ia hanya melihat panitia debat memasangi Jokowi microphone untuk berkomunikasi saat acara berlangsung.

"Yang dilakukan Pak Jokowi di dalam itu hanya bercengkrama dengan Pak Kiai Ma'ruf, Pak Erick, Pak Pramono, Pak Moeldoko, Bu Iriana, dan beliau berdoa. Saya ada fotonya lalu ke kamar kecil lalu ke panggung. Jadi enggak ada pemasangan apapun. Saya saksikan sendiri," ujar Karding lagi.

Bantahan TKN Jokowi-Ma'ruf

Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Arsul Sani, membantah Jokowi menggunakan alat komunikasi saat debat. Ia menilai isu itu dimunculkan karena Jokowi tampil lebih baik dari capres nomor urut 02 Prabowo Subianto.

"Begitulah perilaku buzzer pendukung Paslon 02, karena capresnya enggak unggul soal penguasaan bahan (debat), dan hanya unggul soal penguasaan lahan, maka ya begitu efek sampingnya. Sebar hoaks, nyinyir, marah-marah. Termasuk nuduh soal earphone dan pulpen," kata Arsul melalui pesan singkat, Senin (18/2/2019).

Ia menambahkan, tudingan itu muncul lantaran mereka merendahkan kemampuan Jokowi dan terlalu mengangung-agungkan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto.

Karena itu, kata Arsul, begitu Jokowi terlihat lebih unggul dari Prabowo soal data kuantitatif dan kualitatif, mereka kaget dan membantahnya dengan hoaks.

Ia pun menilai Prabowo hanya mampu berbicara soal visi dan misi tanpa mampu mengkonkritkannya hingga program aksi.

"Mereka meng-underestimate Pak Jokowi tidak punya kemampuan debat. Sehingga begitu Pak Jokowi tampil dengan data-data baik kuantitatif maupun kualitatif, maka kaget, dan bikin hoaks baru," papar Arsul.

"Apa lagi siapapun yang melihat debat tadi malam, akan bisa menyimpulkan bahwa Pak Prabowo hanya bicara sampai visi dan misi, tapi tidak mampu jelaskan agenda aksi atau program konkrit yang akan dijalankannya kalau terpilih," lanjut Sekjen PPP itu.

TKN Minta yang Tuding Jokowi Cek CCTV

Karding meminta pihak-pihak yang menuding untuk mengecek CCTV ruangan yang digunakan Jokowi sebelum, selama, dan sesudah debat berlangsung.

Sebab menurut Karding, satu-satunya alat yang dipasang ke tubuh Jokowi adalah clip on dari panitia. Clip on dipasang supaya suara yang keluar terdengar bagus.

"Saya bersaksi bahwa tidak ada pemasangan (earphone dan pulpen khusus) sama sekali. Dan boleh dicek, saya kira ada CCTV di ruangan itu, mungkin bisa dicek," ujar Karding.

"Mulai dari beliau masuk, ngobrol sama beberapa orang yang ada di situ, berdoa sebelum ke stage, sempat ke toilet, kamar kecil, lalu balik lagi, setelah itu menuju ke stage, panggung depan," katanya.

https://nasional.kompas.com/read/2019/02/19/08324771/tudingan-alat-bantu-komunikasi-jokowi-saat-debat-kedua

Terkini Lainnya

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Prabowo Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Prabowo Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Nasional
CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

Nasional
PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Nasional
Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Nasional
Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke