Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Capres Diminta Berikan Solusi Permasalahan Izin Pengelolaan Hutan Saat Debat

Kompas.com - 15/02/2019, 15:11 WIB
Christoforus Ristianto,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Koalisi Golongan Hutan meminta kedua calon presiden, yakni Joko Widodo dan Prabowo Subianto, untuk menyampaikan gagasan dan solusi yang konkret terhadap longgarnya sistem izin pengelolaan hutan di Indonesia di debat kedua Pilpres 2019.

Koordinator desk politik Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Khalisah Khalid mengungkapkan, izin pengelolaan hutan di Indonesia kerap "diobral" untuk dijadikan Hutan Tanaman Industri (HTI).

"Ini (izin pengelolaan hutan) sudah menjadi persoalan yang serius karena terkait politik oligarki di setiap pemilihan umum. Karena biaya politik yang mahal, salah satu modus yang dilakukan korporasi adalah memberikan dana politik agar bisa mendapatkan izin pengelolaan hutan," ucap Khalisah di kantor Walhi, Jakarta, Jumat (15/2/2019).

Baca juga: Debat soal Lingkungan, Jokowi Akan Banggakan Penanganan Asap hingga Pembangunan Embung

Ia menjelaskan, dalam catatan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada 2017, banyak perusahaan swasta yang mendapatkan akses untuk membangun HTI.

Pada pemerintahan Joko Widodo, contohnya, ada 797 ribu hektare (ha) yang mendapatkan izin dijadikan kawasan hutan untuk industri kertas.

Kepala Greenpeace Indonesia Leo Simanjuntak menambahkan, pengalihan fungsi tata ruang oleh izin-izin yang "diobral" memang menjadi permasalahan besar pemerintah hingga saat ini.

Untuk itu, lanjut Leo, jika izin pengelolaan hutan yang tidak tepat terus dilakukan, hal itu secara langsung membiarkan masyarakat adat hidup tanpa kepastian keamanan dengan berbagai bencana ekologis dan ancaman perubahan iklim.

Baca juga: Jokowi dan Prabowo Diminta Beri Solusi Konkret Permasalahan SDA Saat Debat

"Kedua capres harus mampu menunjukkan solusi untuk menyelesaikan persoalan struktural sengkarut sumber daya alam dan lingkungan hidup," tutur Leo.

Adapun debat kedua Pilpres akan digelar Minggu (17/2/2019). Peserta debat adalah calon presiden. Tema yang diangkat energi, pangan, infrastruktur, sumber daya alam, dan lingkungan hidup. Debat diselenggarakan di Hotel Sultan, Jakarta.

Empat stasiun televisi yang akan menyiarkan acara debat itu, yaitu RCTI, JTV, MNC TV, dan INews TV.

Kompas TV Jelang debat kedua para capres terus mematangkan visi mereka sual infrastruktur, pangan, energi, sumber daya alam dan lingkungan. Kubu Jokowi menyiapkan materi pencapaikan Jokowi selama memerintah. Sementara kubu Prabowo akan mengkritisi sejumlah hal seperti kegagalan swasembada pangan dan infrastruktur yang mangkrak. Bagaimana Jokowi akan menyiapkan jawaban atas kritikan yang bakal disampaikan Prabowo di debat kedua nanti? Dan apa yang akan dilakukan Prabowo jika nanti terpilih terkait kebijakan infrastruktur hingga pangan? Untuk membahasnya sudah hadir Direktur II Bidang Konten TKN Jokowi-Ma'ruf, Agus Sari. Kemudian ada tim ekonomi Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi, Handi Risza Idris. Serta pengamat kehutanan dan lingkungan hidup Fakultas Kehutanan IPB, Togu Manurung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

Nasional
Hardiknas 2024, Fahira Idris: Perlu Lompatan Peningkatan Kualitas Pengajaran hingga Pemerataan Akses Pendidikan

Hardiknas 2024, Fahira Idris: Perlu Lompatan Peningkatan Kualitas Pengajaran hingga Pemerataan Akses Pendidikan

Nasional
Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

Nasional
Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

Nasional
Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

Nasional
Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Nasional
KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

Nasional
Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Nasional
Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Nasional
Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Nasional
Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Nasional
Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Nasional
Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Nasional
Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Nasional
Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com