Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi dan Prabowo Diminta Beri Solusi Konkret Permasalahan SDA Saat Debat

Kompas.com - 15/02/2019, 11:43 WIB
Christoforus Ristianto,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Koalisi Golongan Hutan menilai debat capres putaran kedua menjadi sangat penting karena digelar di tengah kondisi sumber daya alam (SDA) yang terus dieksploitasi.

Menurut mereka, eksplotasi tersebut terjadi dengan tidak mengindahkan hak masyarakat adat, melanggar hak asasi manusia (HAM), menghancurkan hutan dan mencemari lingkungan hidup, dan korupsi.

"Kedua capres, Joko Widodo dan Prabowo Subianto, harus memiliki solusi konkret untuk menghentikan kebakaran hutan dan lahan dan menegakkan hukum hingga denda yang memberi efek jera kepada para korporasi yang tidak bertanggung jawab," ujar Kepala Greenpeace Indonesia Leonard Simanjuntak di kantor Walhi, Jakarta, Jumat (15/2/2019).

Baca juga: Debat soal Lingkungan, Jokowi Akan Banggakan Penanganan Asap hingga Pembangunan Embun

Leo menjelaskan, proses penegakan hukum kepada para korporasi pembakar hutan masih lemah.

Hingga saat ini, menurut dia, masih ada Rp 18,9 triliun ganti rugi kebakaran hutan dan lahan serta pembalakan liar yang sudah diperintahkan pengadilan umum, namun belum dibayarkan.

"Kerugian hutan, lingkungan hidup, dan keanekaragaman hayati yang disebabkan para korporasi ini masif dan mengancam kesehatan ratusan ribu orang," ujar dia.

Sementara itu, Pelaksana tugas Direktur Eksekutif Koaksi Indonesia Nuly Nazlia menambahkan, Jokowi dan Prabowo juga diharapkan membahas alih fungsi lahan yang mengancam keberlangsungan hutan dan ketahanan pangan.

Baca juga: Minimnya Kampanye Isu Lingkungan Hidup Jelang Debat Kedua Capres

"Terutama jika dikaitkan dengan kebutuhan biodiesel yang notabene bahan baku utamanya di Indonesia adalah kelapa sawit," ucap Nuly.

"Kami mendorong kedua capres untuk memperhatikan standar keberlanjutan sebagai kerangka pengaman dan melanjutkan kebijakan moratorium," sambungnya.

Program biodiesel, kata Nuly, tidak boleh menjadi alasan penghentian kebijakan moratorium demi alasan pemenuhan kebijakan mandatori.

"Jawaban dari kebutuhan lahan adalah peningkatan produktivitas dan perbaikan tata kelola," terangnya.

Baca juga: Jika Terpilih, Prabowo Janji Hentikan Impor yang Rugikan Petani dan Nelayan

Adapun Direktur Perkumpulan HuMa, Dahniar, menyampaikan, kedua capres harus memiliki political will yang kuat dalam mengakui, menghormati, dan melindungi hak masyarakat adat dan keragaman budaya bangsa.

Ia menegaskan, Jokowi dan Prabowo sejatinya tidak mengumbar janji semata saja untuk permasalahan kehutanan dan lingkungan hidup yang mendiskreditkan masyarakat adat.

Adapun Koalisi Golongan Hutan tersebut terdiri dari Walhi, Madani Berkelanjutan, Greenpeace Indonesia, Koaksi Indonesia, Kemitraan, HuMa, Change.org, Rekam Nusantara, dan EcoNusa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com