Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kini Capres dan Cawapres Tak Bisa Sembarangan Mengumbar Data...

Kompas.com - 13/02/2019, 06:27 WIB
Jessi Carina,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Ucapan politisi yang sedang ikut kontestasi pemilu sering kali sarat dengan data-data dan klaim. Contohnya seperti saat ini ketika perhatian masyarakat tertuju pada Pemilihan Presiden 2019.

Calon presiden dan wakil presiden, baik nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin maupun nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga, saling mengumbar data.

Terlebih ketika masuk dalam tahap debat kandidat, kedua pasangan calon pada umumnya sudah menyiapkan data-data yang akan digunakan sebagai pelengkap penjelasan, bahkan sebagai senjata mereka dalam berargumen.

Baca juga: 7 Cek Fakta Pernyataan Jokowi dan Prabowo dalam Debat Pertama Pilpres

Namun, jangan dipikir data-data yang disampaikan akan ditelan begitu saja. Kini berbagai media massa sudah terbiasa melakukan aktivitas cek fakta. Pernyataan para kandidat akan diuji kebenarannya berdasarkan sumber-sumber data yang ada.

Beberapa media yang kerap melakukan cek fakta setiap debat adalah Kompas.com, Tirto.id, Tempo.co, Liputan6.com, dan lainnya.

Mulanya, media-media ini melakukan aktivitas cek fakta sendiri-sendiri. Namun, kini semua media tersebut menggabungkan tim dan membentuk Aliansi Cek Fakta.

Baca juga: TKN Jokowi-Maruf: 13 Provinsi Terpapar Hoaks Agama yang Jatuhkan Jokowi-Maruf

Juru bicara tim ini, Wahyu Dyatmika, mengatakan, menangkis hoaks akan lebih efektif jika dikerjakan bersama.

"Kami mengumpulkan tim untuk menyortir agar kerja-kerja verifikasi dan pemeriksaan fakta menjadi lebih efektif karena dikerjakan bersama," ujar Wahyu yang berasal dari media Tempo, ketika dihubungi, Selasa (11/2/2019).

Pada debat kedua capres pekan ini, perwakilan media yang tergabung dalam tim ini akan berkumpul di satu ruangan dan melakukan cek fakta bersama. Google Indonesia akan memfasilitasi tempat bagi perwakilan aliansi ini bekerja pada 17 Februari.

Baca juga: KPU Pastikan Petani Bawang yang Dialog dengan Sandiaga adalah Mantan Anggota KPU Brebes

Supaya tak mengumbar data

Tirto.id menjadi salah satu media yang rutin melakukan cek fakta. Tidak hanya pada saat debat Pilpres, tetapi juga pada kesempatan-kesempatan lain.

Kepala Tim Riset Tirto.id Frendy Kurniawan mengatakan, cek fakta bisa juga dibaca sebagai pengingat kandidat bahwa publik tidak bisa dan tidak boleh dibohongi dengan data-data.

"Maksudnya ada dorongan bahwa apa pun yang diceritakan oleh politisi atau kandidat tetap harus kita uji. Mereka diharapkan tidak bisa membohongi lagi," ujar Frendy.

Baca juga: Timses: Bohong dan Hoaks kalau Sebut Prabowo dan Sandiaga Pakai Konsultan Asing

Dengan begitu, kandidat pilpres justru akan mempersiapkan argumen mereka dengan lebih baik dan data yang lebih komprehensif. Harapannya, perdebatan antarkandidat akan lebih bernas dan berkualitas. Kualitas debat pilpres pun akan semakin baik.

"Apa pun yang dilakukan tim pemeriksa fakta itu mendorong agar debat, diskusi, dan wacana yang dikeluarkan politisi atau kandidat selama pemilu tidak menjadi semacam buih-buih kosong saja," ujarnya.

Hal senada disampaikan Pemimpin Redaksi Kompas.com Wisnu Nugroho. Dia berharap cek fakta bisa mendorong kandidat untuk menggunakan data dengan lebih clear.

Baca juga: Saat Jokowi Curhat soal Tudingan PKI, Jemaah Teriak Tuduhan Itu Bohong dan Hoaks

Kandidat harus tahu bahwa data dan klaim apa pun yang mereka keluarkan pasti diuji oleh publik.

"Mereka akan punya bayangan bahwa data ini akan dicek, akan diverifikasi oleh banyak pihak. Mereka juga tidak semena-mena menggunakan data," kata Wisnu.

Wahyu Dyatmika menambahkan, aktivitas cek fakta diharapkan membuat debat yang berlangsung betul-betul berdasarkan fakta. Bahwa ada landasan data valid yang digunakan untuk menunjang pemikiran dan argumentasi kandidat.

"Sehingga menunjukkan siapa yang punya gagasan lebih baik untuk membangun Indonesia," kata Wahyu.

Baca juga: CEK FAKTA: Pernyataan Prabowo soal Tax Ratio Indonesia

Demi publik

Tidak hanya bagi kandidat, cek fakta yang dilakukan media-media sebenarnya adalah demi publik sendiri. Wisnu Nugroho mengatakan, cek fakta bisa membantu publik melihat kualitas calon pemimpinnya dengan lebih baik.

Dalam proses menentukan pilihan, publik tidak terdistraksi dengan klaim dan data yang belum teruji.

"Buat publik, sebenarnya untuk mendapatkan gambaran tentang pernyataan itu dasar dan acuannya apa supaya pembaca bisa mengambil pilihan mana sih yang mau mereka percaya," ujar Wisnu.

Baca juga: CEK FAKTA: Prabowo Sebut Ada Kepala Desa yang Ditahan karena Mendukungnya

Sebenarnya aktivitas cek fakta di Kompas.com tidak hanya dilakukan pada saat debat pilpres, tetapi juga pada kesempatan lain. Wisnu mengatakan pada era digital ini terjadi banjir informasi yang tidak terverifikasi kebenarannya di publik.

Media massa memiliki peranan untuk menjadikan informasi itu sumber pengetahuan yang tidak menyesatkan.

Dalam konteks pilpres, cek fakta diharapkan bisa meluruskan banjir informasi yang dilontarkan kandidat.

Baca juga: CEK FAKTA: Klaim Jokowi soal Bonus untuk Atlet Asian Para Games

Harapannya, bisa membantu publik mengambil keputusan berdasarkan pemikiran yang rasional. Bukan membuat keputusan berdasarkan klaim-klaim belaka.

"Kepentingan buat pembaca sih lebih memberikan keterangan yang membuat mereka mengambil keputusan secara lebih baik. Tidak sekadar karena klaim, karena janji, dan ungkapan data yang enggak jelas rujukannya," katanya.

Kompas TV Debat pertama capres dan cawapres 2019 telah usai. Bersama dengan narasumber, Aiman akan mengulas fakta dan data yang telah dipaparkan saat debat.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com