Hal senada disampaikan Pemimpin Redaksi Kompas.com Wisnu Nugroho. Dia berharap cek fakta bisa mendorong kandidat untuk menggunakan data dengan lebih clear.
Baca juga: Saat Jokowi Curhat soal Tudingan PKI, Jemaah Teriak Tuduhan Itu Bohong dan Hoaks
Kandidat harus tahu bahwa data dan klaim apa pun yang mereka keluarkan pasti diuji oleh publik.
"Mereka akan punya bayangan bahwa data ini akan dicek, akan diverifikasi oleh banyak pihak. Mereka juga tidak semena-mena menggunakan data," kata Wisnu.
Wahyu Dyatmika menambahkan, aktivitas cek fakta diharapkan membuat debat yang berlangsung betul-betul berdasarkan fakta. Bahwa ada landasan data valid yang digunakan untuk menunjang pemikiran dan argumentasi kandidat.
"Sehingga menunjukkan siapa yang punya gagasan lebih baik untuk membangun Indonesia," kata Wahyu.
Baca juga: CEK FAKTA: Pernyataan Prabowo soal Tax Ratio Indonesia
Demi publik
Tidak hanya bagi kandidat, cek fakta yang dilakukan media-media sebenarnya adalah demi publik sendiri. Wisnu Nugroho mengatakan, cek fakta bisa membantu publik melihat kualitas calon pemimpinnya dengan lebih baik.
Dalam proses menentukan pilihan, publik tidak terdistraksi dengan klaim dan data yang belum teruji.
"Buat publik, sebenarnya untuk mendapatkan gambaran tentang pernyataan itu dasar dan acuannya apa supaya pembaca bisa mengambil pilihan mana sih yang mau mereka percaya," ujar Wisnu.
Baca juga: CEK FAKTA: Prabowo Sebut Ada Kepala Desa yang Ditahan karena Mendukungnya
Sebenarnya aktivitas cek fakta di Kompas.com tidak hanya dilakukan pada saat debat pilpres, tetapi juga pada kesempatan lain. Wisnu mengatakan pada era digital ini terjadi banjir informasi yang tidak terverifikasi kebenarannya di publik.
Media massa memiliki peranan untuk menjadikan informasi itu sumber pengetahuan yang tidak menyesatkan.
Dalam konteks pilpres, cek fakta diharapkan bisa meluruskan banjir informasi yang dilontarkan kandidat.
Baca juga: CEK FAKTA: Klaim Jokowi soal Bonus untuk Atlet Asian Para Games
Harapannya, bisa membantu publik mengambil keputusan berdasarkan pemikiran yang rasional. Bukan membuat keputusan berdasarkan klaim-klaim belaka.
"Kepentingan buat pembaca sih lebih memberikan keterangan yang membuat mereka mengambil keputusan secara lebih baik. Tidak sekadar karena klaim, karena janji, dan ungkapan data yang enggak jelas rujukannya," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.