KOMPAS.com - Tahun Baru Imlek kali ini tak hanya dirayakan di China, keturunan Tionghoa yang tersebar di berbagai belahan dunia pun ikut merayakan kemeriahannya, termasuk Indonesia.
Salah satu tradisi dan seni yang paling ditunggu dalam setiap pergantian Tahun Baru Imlek adalah pementasan barongsai dan liong. Bergerak sesuai irama tabuhan, barongsai dan liong meliuk beratraksi, membuat decak kagum orang yang menonton.
Namun, bukan hanya barongsai dan liong saja yang memeriahkan Imlek. Masih banyak sejumlah tradisi Tionghoa lain yang menarik.
Berikut beberapa di antaranya:
Inti dari hari raya Imlek bagi masyarakat Tionghoa adalah berkumpul bersama, duduk di meja makan dan bersyukur dalam kebersamaan.
Namun, ada serangkaian sejumlah ritual yang dilakukan dalam menyambut tahun baru. Salah satunya adalah mereka harus membersihkan rumah mereka sebelum Imlek.
Menurut kepercayaan Tionghoa, membersihkan rumah dapat mengeluarkan hal buruk selama setahun sebelumnya. Mereka biasanya menyapu halaman rumah dan menata kondisi rumah menjelang Imlek.
Namun, membersihkan rumah justru pantang dilakukan saat Imlek. Sejarawan Revando Lie sebagai pemerhati Tionghoa mengungkapkan bahwa bersih-bersih ketika Imlek mampu memberikan segala keberuntungan seseorang, ketika dilakukan sebelum tahun baru.
"Lebih baik acara bersih-bersih dilakukan sebelum perayaan Imlek. Apabila dilakukan saat Imlek, akan menghapus semuanya," ujar Revando Lie saat dihubungi Kompas.com, Senin (4/2/2019).
Baca juga: Makna Tradisi Mudik Imlek bagi Masyarakat Tionghoa di Indonesia
Dalam tradsi Imlek sangat dihindari kebiasaan yang dianggap tabu yakni menangis, mengucapkan kata kotor, berkata kasar, berpakaian hitam, makan bubur, meminjam uang dan lain sebagainya.
Kebiasaan menangis didefinisikan sebagai lambang kesedihan, serta harus dihindari. Mengucapkan kata-kata kotor dipercaya akan mendatangkan ucapan itu menjadi kenyataan.
Sedangkan makan bubur didefinisikan menghalangi rezeki dan mendekatkan diri pada kemisikinan. Oleh karena itu, di meja makan biasa tersedia nasi padat agar rezeki lancar.
Angpau berasal dari bahasa Hokkien, sedangkan dalam Bahasa Mandarin disebut Hongbao yang maknanya amplop merah.
Selain menjadi tradisi di China, pemberian angpau juga diadopsi oleh masyarakat Tionghoa di Asia Tenggara dan beberapa negara yang memiliki populasi keturunan Tionghoa yang besar.
Cikal bakal dari tradisi angpau ini dipercaya ketika masa Dinasti Qin berkuasa pada 221 sampai 226 SM.