Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makna Tradisi Mudik Imlek bagi Masyarakat Tionghoa di Indonesia

Kompas.com - 05/02/2019, 10:21 WIB
Aswab Nanda Prattama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mudik merupakan suatu tradisi yang kerap dilakukan banyak orang untuk bisa berkumpul dan bersama keluarga dalam merayakan momen tertentu seperti hari raya.

Tak hanya Lebaran, Natal, atau Tahun Baru, momen mudik juga terjadi saat Tahun Baru Imlek, yang dilakukan keturunan Tionghoa di Indonesia.

Hal ini tidak hanya menjadi fenomena di Indonesia, tapi juga dunia dan negara asalnya, China.

Dikutip dari Harian Kompas, setidaknya terdapat 200 juta jiwa orang di China yang rela menempuh ribuan kilometer dari provinsi di pantai-pantai timur dan selatan Negeri Tirai Bambu itu. Dua wilayah pesisir ini memang menjadi magnet bagi ratusan juta warga China dari pedalaman untuk mencari nafkah.

Bukan hanya liburan, momen Imlek adalah saat yang paling ditunggu- tunggu karena merupakan masa liburan paling langka dalam setahun.

Tidak heran jika jutaan orang tetap antusias untuk antre panjang memadati bandara, stasiun kereta api, dan terminal bus di daratan China.

Kondisi itu juga sama halnya dengan keturunan Tionghoa yang ada di Indonesia. Mereka berbondong-bondong kembali kepada keluarga untuk berkumpul dan merayakan Imlek bersama-sama.

Baca juga: Tradisi Ruwatan Saat Imlek, dari Melepas Binatang hingga Potong Rambut

Tradisi Indonesia

Banyak sub-etnis Tionghoa yang ada di Indonesia, seperti Singhua, Hokian, Kanton, Khek, Hailam, Hainan, dan Lenga. Mereka tersebar di beberapa kota di Indonesia.

Walau tiap sub etnis memiliki tradisi berbeda dalam merayakan imlek, momen mudik merupakan hal sama yang selalu ditunggu setiap tahunnya.

Berkumpul bersama keluarga menjadi alasan utama dari tiap acara mudik tahunan tersebut. Apa makna tradisi mudik itu?

Sejarawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Yerry Wirawan mengatakan bahwa tradisi mudik sudah sangat erat bagi etnis Tionghoa, baik itu di negaranya maupun keturunan yang berada di berbagai negara.

"Karena banyaknya orang China yang menjadi perantau, sementara dalam tahun baru mereka harus memberikan hormat kepada orangtua yang biasanya di daerah asal. Karenanya muncul istilah mudik," ujar Yerry, saat dihubungi Kompas.com, akhir pekan lalu (3/2/2019).

Seorang pria menggendong anak di samping pohon dihiasi lentera yang dipasang untuk menyambut Imlek, di taman Ditan, Beijing, China, Sabtu (17/2/2018). (AFP/Nicolas Asfouri) Seorang pria menggendong anak di samping pohon dihiasi lentera yang dipasang untuk menyambut Imlek, di taman Ditan, Beijing, China, Sabtu (17/2/2018). (AFP/Nicolas Asfouri)
Hampir tak ada perbedaan antara tradisi mudik di Indonesia dan di China, karena keluarga biasanya menjadi alasan utama kepulangan para perantau ini.

Mungkin hanya sebatas jumlah di saja pemudik di China yang membeludak hingga jutaan orang, dan dipersiapkan banyak transportasi.

Hal senada juga dikatakan sama oleh Ravando Lie, sejarawan dan kandidat doktor sejarah Universitas Melbourne ketika dihubungi Kompas.com beberapa waktu yang lalu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Nasional
Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Nasional
Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Nasional
Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Nasional
MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

Nasional
Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Nasional
Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com