Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arah Kebijakan Kedua Paslon Terkait SDA Dinilai Belum Jelas

Kompas.com - 04/02/2019, 09:47 WIB
Devina Halim,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti organisasi non-pemerintah Auriga, Syahrul Fitra, menilai kedua pasangan calon belum terlalu maksimal dalam mengupas masalah terkait sektor Sumber Daya Alam (SDA).

Syahrul berpendapat visi misi kedua paslon juga dinilai belum secara rinci menjabarkan apa yang akan dilakukan dalam mengatasi masalah di sektor tersebut.

"Saya lihat belum terlalu maksimal dalam menggali pokok persoalan di SDA kita," kata Syahrul saat acara diskusi bertajuk "Menyigi Visi Misi Calon Presiden 2019", di kantor KoDe Inisiatif, Jakarta Selatan, Minggu (3/1/2019).

"Tadi helicopter view-nya seperti apa itu belum terlalu didalami, jadi masih seperti mengutip serampangan tapi kemudian arahnya enggak tahu kemana," sambung dia.

SDA, bersama dengan energi, pangan, infrastruktur, dan lingkungan hidup, menjadi topik debat Pilpres kedua.

Syahrul menjabarkan terdapat beberapa catatan yang dinilai masih kurang dari visi misi kedua paslon.

Pertama, soal regulasi yang tumpang tindih pada industri perkebunan, pertambangan, perhutanan, dan lingkungan hidup.

Masih terkait isu regulasi, ia mengungkapkan kedua paslon perlu memperhatikan peraturan yang menguntungkan masyarakat bukan hanya pada perusahaan.

Kemudian, ia menyinggung permasalahan simpang siur data. Ia mencontohkan soal data luas perkebunan sawit.

Menurut data Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) pada tahun 2017, luas perkebunan sawit adalah 12,3 juta hektar.

Sementara itu, menurut perhitungan Gerakan Nasional Penyelamat Sumber Daya Alam Komisi Pemberantasan Korupsi (GNPSDA KPK), luas tutupan sawit sebesar 16,8 juta hektar.

Padahal, kata Syahrul, kebijakan yang dihasilkan belum tentu akan tepat sasaran jika tidak didasari pada data yang benar.

"Kalau kita lihat perencanaan pemerintah soal peningkatan investasi, bagaimana memberdayakan ekonomi masyarakat di SDA, peningkatan produksi di SDA, dan lain-lain, bagaimana kita bisa membicarakan itu sementara data dasarnya itu enggak jelas," terangnya.

Baca juga: LSM PWYP Tagih Gagasan Paslon soal Pemberantasan Korupsi Sektor SDA

Hal-hal di atas, katanya, perlu diperdalam kembali oleh kedua paslon.

"Itu sudah disinggung sih pada dasarnya, umum-umumnya, makanya perlu pendalaman itu adalah di dalam konteks aksinya akan seperti apa," ujar Syahrul.

Debat kedua pilpres akan digelar Minggu (17/2/2019). Peserta debat adalah calon presiden. Tema yang diangkat energi, pangan, infrastruktur, sumber daya alam, dan lingkungan hidup.

Debat akan diselenggarakan di Hotel Sultan, Jakarta. Empat stasiun televisi akan menyiarkan debat, yaitu RCTI, JTV, MNC TV, dan INews TV.

Kompas TV Calon Wakil Presiden Nomor Urut 02, Sandiaga Uno Minggu (3/2/2019) tiba di Aceh Utara. Dalam kunjungannya kali ini Sandiaga berziarah ke makam Sultan Malikussaleh di desa Beringin, Kecamatan Samudera, Aceh Utara. Kedatangan Sandiaga Uno disambut pendukungnya. Dalam kesempatan ini Sandiaga juga berjanji untuk memajakan Aceh Utara dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com