Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Christina Aryani, Caleg yang Keluarkan Biaya Kampanye Sesuai Gaji Anggota DPR

Kompas.com - 01/02/2019, 19:04 WIB
Devina Halim,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Caleg DPR RI dari Partai Golkar, Christina Aryani, mengaku tidak ingin mengeluarkan terlalu banyak uang untuk kampanye.

Christina maju di daerah pemilihan (Dapil) DKI Jakarta II, yang meliputi Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan luar negeri.

Ia mengaku telah menghitung agar biaya kampanye yang dikeluarkan dapat sesuai dengan gaji yang akan ia terima jika terpilih sebagai anggota parlemen.

"Jadi saya ini orangnya perhitungan, saya enggak mau kayak orang gila yang mengeluarkan miliaran, nanti mikir balikinnya bagaimana, jadi ya hitung gaji jadi DPR berapa sih sebulan (gajinya) kali 12," jelas Christina saat ditemui di kawasan Jakarta Timur, Kamis (31/1/2019).

Dalam berkampanye, Christina yang baru pertama kali mencalonkan diri mengungkapkan bahwa pertarungan yang sebenarnya adalah dengan sesama anggota partai.

Baca juga: KPU: Caleg Eks Koruptor Berpotensi Bertambah

Wanita yang sudah terjun ke dunia politik sejak tahun 2006 ini mengaku sudah menghitung jatah kursi setiap partai.

Oleh karena itu, pertarungannya adalah memperebutkan kursi yang menjadi jatah partainya.

"Karena pertarungan dengan teman saya sendiri, kalau yang lain biar lah, yang jadi permasalahannya adalah (kursi itu) jatuh ke saya apa ke teman saya," terangnya.

Ketika berkampanye, Christina memiliki 4 fokus yang bakal ia perjuangkan. Pertama, yaitu fokus kepada pemberdayaan perempuan dan anak.

Ia ingin menghilangkan stunting dan memastikan hak perempuan dan anak terakomodasi dalam regulasi yang ada.

Selain itu, Christina juga berjanji akan memperjuangkan perlindungan bagi pekerja migran asal Indonesia.

Fokus ketiga yang ia tawarkan adalah aspirasi para diaspora maupun pekerja migran asal Indonesia.

Dapil yang ia geluti mencakup wilayah luar negeri. Menurutnya, wilayah tersebut kerap terabaikan oleh anggota DPR atau caleg petahana.

Akibatnya, aspirasi pemilih luar negeri kerap tak didengar.

"Selama ini mereka (pemilih luar negeri) tak disentuh, jadi kemarin saya ke Eropa, mereka tak tahu siapa anggota DPR mereka sekarang yang representasikan mereka di DPR, tujuh orang itu enggak pernah datang, ada datang untuk shopping," jelas Christina.

"Jadi kemarin saya ke sana dan mereka senang suara mereka didengar, suara mereka signifikan loh," sambung dia.

Terakhir adalah peningkatan peran generasi muda agar memudahkan mereka mendapatkan pekerjaan, sehingga anak muda tidak perlu menjadi buruh migran.

Baca juga: KPU Minta Masyarakat Aktif Telusuri Rekam Jejak Caleg

Nantinya, ia berjanji untuk mengadakan program vokasi yang juga menggaet beberapa perusahaan besar.

"Jadi saya nanti ingin ada program vokasi training dengan dana reses biar anak-anak itu punya keahlian yang aplikasi yang siap dipakai," ungkap dia.

"Kalau kita nanti sudah jadi anggota DPR kan kita jaringan kita luas. Kita bisa dekati beberapa perusahaan, dan Ketua Umum saya kan juga Menteri Perindustrian, mereka bisalah ambil satu, dua anak kita yang sudah lulus dari vokasional kita untuk kerja," lanjut Christina.

Kompas TV Keputusan KPU mengumumkan para caleg mantan napi koruptor menjadi sorotan warganet. Isu ini juga mendongkrak perbincangan terkait sejumlah partai politik di media sosial Facebook. Ulasan selengkapnya bersama Gibran Muhammad berikut ini.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Jokowi Akan Resmikan Bendungan dan Panen Jagung di NTB Hari ini

Nasional
Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal 'Food Estate'

Meski Isyaratkan Merapat ke KIM, Cak Imin Tetap Ingin Mendebat Prabowo soal "Food Estate"

Nasional
Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Nasional
Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com