Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi dan Prabowo Dinilai Emosional dalam Debat Pertama

Kompas.com - 18/01/2019, 11:29 WIB
Christoforus Ristianto,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto dinilai emosional dalam debat pertama Pilpres 2019 yang digelar di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis malam.

Analis sosial politik dari Universitas Islam Indonesia (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Ubedilah Badrun, mencatat, sikap emosial kedua capres terlihat dari intonasi komunikasinya.

"Pada Jokowi nampak emosi terlihat pada intonasi bicaranya yang bernada tinggi dan menggunakan diksi yang cenderung menyerang," kata Ubedilah saat dihubungi Kompas.com, Jumat (18/1/2019).

Baca juga: Data PoliticaWave, Jokowi-Maruf Unggul dari Segi Jumlah dan Sentimen di Medsos

Dia mencontohkan, diksi bernada tinggi dan menyerang yang dilontarkan Jokowi, yakni diksi "saya berbeda", "saya tidak setuju", dan "itu tuduhan".

Sementara pada Prabowo, lanjutnya, emosionalitas nampak pada intonasi berbicara tetapi tidak menggunakan diksi yang bernada menyerang.

"Prabowo nampak lebih rileks dibanding Jokowi meski sedikit naik tensi emosinya terutama ketika menegaskan gagasanya," paparnya kemudian.

Baca juga: 7 Cek Fakta Pernyataan Jokowi dan Prabowo dalam Debat Pertama Pilpres

Di sisi lain, Ubedilah juga menyoroti dua fenomena model kekompakan dari kedua kandidat. Menurut dia, Jokowi-Ma'ruf nampak kurang kompak di sesi pertama dan ketiga debat.

"Ketidakkompakan itu karena dominasi Jokowi. Ma'ruf terlihat sama sekali tidak berbicara, hanya sedikit kalimat persetujuan pada pernyataan Jokowi. Baru dua sesi terakhir Ma'ruf menyampaikan pandanganya," tutur Ubedilah.

Sementara Prabowo-Sandi, kata dia, keduanya kompak pada sesi pertama dan kedua debat. Mereka berbagi waktu untuk menyampaikan pendapatnya.

"Secara umum terlihat ada sikap berbagi waktu secara proporsional di antara keduanya," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com