Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi Gerindra dan Demokrat Sebut Pemerintah Tak Berkomitmen Berantas Korupsi

Kompas.com - 10/01/2019, 10:31 WIB
Kristian Erdianto,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi Partai Gerindra Supratman Andi Agtas menilai bahwa Pemerintahan Presiden Joko Widodo tidak memiliki komitmen serius terkait agenda pemberantasan korupsi.

Hal itu terlihat dari tidak adanya langkah konkret dari pemerintah untuk memperkuat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) secara kelembagaan.

"Tidak ada keinginan yang sungguh-sungguh dari rezim ini untuk melakukan pemberantasan korupsi," ujar Supratman saat menjadi narasumber di acara Satu Meja yang ditayangkan Kompas TV, Rabu (9/1/2019) malam.

"Kita bisa ambil parameternya, misal soal KPK. Di forum semua mengatakan ingin memperkuat KPK. Tapi sikap politik akan sangat berbeda. Publik bisa menilai," kata dia.

Baca juga: Dugaan Teror dan Lemahnya Perlindungan Terhadap Pegiat Anti-korupsi

Hal senada diungkapkan Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan. Ia mengkritik Presiden Joko Widodo yang tidak memberikan pernyataan terkait dugaan teror yang dialami Ketua KPK Agus Rahardjo dan Wakil Ketua KPK Laode M Syarif, Rabu (9/1/2019).

Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan saat ditemui di Kantor KPU, Jakarta Pusat, Senin (10/12/2018). KOMPAS.com/Devina Halim Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan saat ditemui di Kantor KPU, Jakarta Pusat, Senin (10/12/2018).
"Sebagai pemimpin tertinggi di negeri ini, yang sedang memerintah seharusnya tampil dalam kecepatan yang tinggi untuk menunjukkan kepada publik apa yang harus dilakukan," ujar Hinca.

Menurut Hinca, Presiden Jokowi seharusnya memberikan pernyataan dengan cepat terkait dugaan teror tersebut.

Hal itu perlu dilakukan Presiden Jokowi untuk meredam kegaduhan dan mencegah berbagai spekulasi berkembang di tengah masyarakat.

Baca juga: Penegakan Hukum pada Pemerintahan Jokowi Disebut Masih Tertatih

"Kita ingin Presiden menyatakan sesuatu yang membuat  nyaman masyarakat agar tidak gaduh. Kalau konteks proses penyelidikan memang itu urusannya kepolisian," kata Hinca.

Pada kesempatan yang sama, Politisi Partai Golkar Mukhamad Misbakhun membantah tuduhan tersebut.

Ia mengatakan respons Presiden Jokowi dapat dilihat dari kesigapan aparat kepolisian mendatangi rumah pimpinan KPK dan melakukan pengamanan pasca-kejadian.

"Negara itu berdasarkan pada sistem, jangan sedikit-sedikit presiden harus turun," ujar Misbakhun.

Sementara itu, lanjut Misbakhun, komitmen pemerintah terhadap agenda pemberantasan korupsi tidak bisa dilihat hanya dari satu aspek saja.

Baca juga: Teror Bersamaan di Rumah Dua Pimpinan KPK...

Ia mengatakan, selain aspek penindakan, pemerintah juga telah menjalan aspek pencegahan praktik korupsi. Misalnya dengan melibatkan KPK dalam pendampingan terkait pencegahan di level pemerintah daerah.

"Bicara soal pemberantasan korupsi kita jangan hanya bicara soal penindakan tapi juga pencegahan. Bagaimana kemudian KPK itu dilibatkan dalam banyak pendampingan dengan Pemerintah Daerah," kata Misbakhun.

Kompas TV Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Laode M Syarif, menganggap teror bom molotov dan benda yang dicurigai sebagai bom rakitan sebagai risiko pekerjaan.<br /> <br /> Pasca teror bom molotov dan benda mirip bom di rumah dua pimpinan KPK, Laode M Syarif tetap pulang kantor ke kediamannya di Kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, seperti biasa pada Rabu (9/1).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Nasional
Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Nasional
Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Nasional
Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com