Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wadah Pegawai Harap Tak Ada Lagi Teror kepada KPK

Kompas.com - 10/01/2019, 08:04 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Wadah Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Yudi Purnomo berharap teror terhadap pimpinan dan pegawai KPK tak terulang lagi.

Menurut Yudi, dugaan teror di rumah Ketua KPK Agus Rahardjo dan Wakil Ketua KPK Laode M Syarif merupakan ancaman kesembilan yang pernah dialami jajaran KPK.

"Teror pertama adalah penyerbuan dan teror terhadap fasilitas KPK yang dikenal dengan nama safe house. Dua, ancaman bom ke gedung KPK. Tiga, teror bom ke rumah penyidik KPK, penyiraman air keras ke kendaraan milik penyidik dan pegawai KPK," ungkap Yudi dalam konferensi pers di Gedung Merah Putih KPK, Rabu (9/1/2019).

Kemudian ancaman pembunuhan terhadap pejabat dan pegawai KPK, perampasan perlengkapan milik penyidik, penculikan terhadap jajaran KPK yang sedang bertugas dan percobaan pembunuhan terhadap penyidik.

Baca juga: Rumah Dua Pimpinan Diteror, KPK Bahas Keamanan Semua Pegawai

Ia pun mencontohkan sejumlah kasus yang pernah terjadi, seperti kasus teror yang dialami penyidik KPK Apip Julian Miftah sekitar bulan Juli, 2015 silam.

Kemudian penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan sekitar bulan April, 2017 silam. Ia juga membahas kasus penyiraman air keras ke mobil pegawai KPK lainnya.

"Terakhir yaitu adanya teror bom dan molotov di rumah (pimpinan). Kalau teror di rumah ini berarti mereka sedang melakukan peperangan psikologis," kata dia.

Dari kasus-kasus yang ia contohkan, Yudi melihat ada sejumlah pola sama dan berulang berdasarkan bukti-bukti awal yang terjadi maupun berdasarkan temuan awal kepolisian.

"Pelakunya ada dua orang, pelakunya (penyerangan) Bang Novel, misalnya, dua orang juga. Kemudian modus yang digunakan dengan menggunakan metode (teror) bom, kemudian air keras," ujar dia.

Di satu sisi, ia berharap Presiden Joko Widodo bisa menjadikan peristiwa ini sebagai momentum mendorong aparat hukum untuk menuntaskan berbagai teror yang pernah dialami jajaran KPK.

Menurut Yudi, hal itu penting, mengingat pelaku teror berpandangan tindakan yang dilakukan oleh mereka sulit diungkap. Di satu sisi, Yudi melihat potensi ancaman terhadap pimpinan dan pegawai KPK terus terbuka.

Sehingga diperlukan tindakan hukum yang tegas terhadap para pelaku.

"Kami berharap atensi dari Presiden itu lebih sehingga kasus ini (dugaan teror di rumah pimpinan KPK) bisa terungkap dengan cepat jangan sampai ini dibiarkan bisa jadi ada teror ke-10, ke-11, ke-12 dan sebagainya," kata dia.

"Kami yakin ini bukanlah yang terakhir, jika ini tidak terungkap, bisa jadi besok ada penyidik, jaksa, pejabat, pegawai KPK yang lain yang melakukan tugas kemudian diteror," sambungnya.

Seperti diketahui, dugaan teror di rumah Agus berupa benda mencurigakan yang diduga menyerupai bom. Benda itu ditemukan tergantung di pagar rumah Agus.

Berdasarkan informasi yang diperoleh Kompas.com, benda mencurigakan itu terdiri dari sebuah rangkaian menyerupai bom paralon berisi baterai, serbuk putih, paku, kabel, detonator, sikring, dan tas berwarna hitam.

Dugaan teror berikutnya berupa serangan bom molotov ke rumah Laode.

Baca juga: 4 Fakta Pelemparan Bom Molotov di Rumah Wakil Ketua KPK Laode M Syarif

Kepolisian mengungkap dari pemeriksaan sementara, terdapat dua bom molotov yang dilemparkan pelaku ke rumah Laode. Namun hanya satu yang meledak.

Kepolisian tengah memeriksa rekaman kamera CCTV untuk mengidentifikasi para pelaku. Mereka juga telah membentuk tim yang terdiri dari tim Inafis dan Laboratoriun Forensik dibantu Densus 88 untuk mengungkap kasus tersebut.

Polisi juga melakukan olah tempat kejadian perkara, meminta keterangan saksi, dan menganalisis alat bukti yang ditemukan di lokasi.

Kompas TV Rumah 2 pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi diduga dilempar bom Molotov oleh orang tidak dikenal. Teror ini terjadi di rumah Ketua KPK Agus Rahardjo dan Wakil Ketua KPK Laode M Syarief pada Rabu (9/1) dini hari.<br /> <br /> Dugaan teror bom molotov terjadi di Daerah Kalibata Selatan, Jakarta Selatan, Rumah Wakil Ketua Kpk Laode M Syarief. Diduga teror terjadi pada pukul 01.00 rabu dini hari. Dari rekaman CCTV di kediaman Laode, terlihat adanya orang mencurigakan yang melakukan aktivitas di depan rumah wakil ketua KPK itu.<br /> <br /> Sementara itu, rumah Ketua KPK Agus Rahardjo di Jalan Graha Indah Delapan Jatiasih, Bekasi juga diteror. Kini personil gabungan TNI dan Polri memeriksa lokasi teror.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com