Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Diminta Tunjukkan Komitmen Nyata Melawan Teror terhadap KPK

Kompas.com - 10/01/2019, 07:11 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Wadah Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Yudi Purnomo mengatakan, jajaran pegawai KPK berharap agar Presiden Joko Widodo menunjukkan komitmen nyata melawan segala bentuk teror terhadap KPK.

Komitmen nyata dari Jokowi dinilai bisa menjamin peristiwa teror terhadap pegawai dan pejabat KPK tak terulang lagi.

Hal itu menyikapi dugaan teror di rumah Ketua KPK Agus Rahardjo dan Wakil Ketua KPK Laode M Syarif.

"Bapak Presiden harus menunjukkan komitmen pemberantasan korupsi secara serius dengan memastikan pengungkapan berbagai macam intimidasi kepada pimpinan, pejabat dan pegawai KPK," ujar Yudi dalam konferensi pers di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Rabu (9/1/2019) malam.

Baca juga: Fahri Hamzah Minta Polisi Segera Ungkap Pelaku dan Motif Teror ke Pimpinan KPK

Yudi mengungkapkan, teror terhadap dua pimpinan KPK merupakan teror kesembilan yang pernah dialami jajaran KPK. Menurut dia, ada beberapa teror lainnya yang pernah terjadi kepada jajaran KPK.

"Teror pertama adalah penyerbuan dan teror terhadap fasilitas KPK yang dikenal dengan nama safe house. Dua ancaman bom ke gedung KPK. Ketiga teror bom ke rumah penyidik KPK, penyiraman air keras dan kendaraan milik penyidik dan pegawai KPK," papar Yudi.

Kemudian ancaman pembunuhan terhadap pejabat dan pegawai, perampasan perlengkapan milik penyidik, penculikan jajaran KPK yang sedang bertugas dan percobaan pembunuhan terhadap penyidik.

Yudi pun mencontohkan sejumlah kasus yang pernah terjadi. Pertama, kasus teror yang dialami penyidik KPK Apip Julian Miftah sekitar bulan Juli 2015 silam.

Kemudian penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan sekitar bulan April 2017 silam. Ia juga menyinggung kasus penyiraman air keras ke mobil pegawai KPK lainnya.

"Kami berharap atensi dari Presiden itu lebih sehingga kasus ini (dugaan teror di rumah pimpinan KPK) bisa terungkap dengan cepat jangan sampai ini dibiarkan bisa jadi ada teror ke-10, ke-11, ke-12 dan sebagainya," kata dia.

"Kami yakin ini bukanlah yang terakhir, jika ini tidak terungkap, bisa jadi besok ada penyidik, jaksa, pejabat, pegawai KPK yang lain yang melakukan tugas kemudian diteror," sambungnya.

Seperti diketahui, dugaan teror di rumah Agus berupa benda mencurigakan yang diduga menyerupai bom. Benda itu ditemukan tergantung di pagar rumah Agus.

Dugaan teror berikutnya berupa serangan bom molotov ke rumah Laode.

Berdasarkan informasi yang diperoleh Kompas.com, benda mencurigakan di rumah Agus itu terdiri dari sebuah rangkaian menyerupai bom paralon berisi baterai, serbuk putih, paku, kabel, detonator, sikring, dan tas berwarna hitam.

Baca juga: WP KPK: Teror Kepada Pimpinan dan Pegawai Tak Akan Ciutkan Nyali Kami

Sementara itu, terkait serangan bom molotov di rumah Laode, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, dari pemeriksaan sementara terdapat dua bom molotov yang dilemparkan pelaku ke rumah Laode.

Kepolisian tengah memeriksa rekaman kamera CCTV untuk mengidentifikasi para pelaku.

Polisi juga telah membentuk tim yang terdiri dari tim Inafis dan Laboratoriun Forensik dibantu Densus 88 untuk mengungkap kasus tersebut.

Selain itu, polisi menggelar olah tempat kejadian perkara, meminta keterangan saksi, dan menganalisis alat bukti yang ditemukan di lokasi.

Kompas TV Rumah 2 pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi diduga dilempar bom Molotov oleh orang tidak dikenal. Teror ini terjadi di rumah Ketua KPK Agus Rahardjo dan Wakil Ketua KPK Laode M Syarief pada Rabu (9/1) dini hari.<br /> <br /> Dugaan teror bom molotov terjadi di Daerah Kalibata Selatan, Jakarta Selatan, Rumah Wakil Ketua Kpk Laode M Syarief. Diduga teror terjadi pada pukul 01.00 rabu dini hari. Dari rekaman CCTV di kediaman Laode, terlihat adanya orang mencurigakan yang melakukan aktivitas di depan rumah wakil ketua KPK itu.<br /> <br /> Sementara itu, rumah Ketua KPK Agus Rahardjo di Jalan Graha Indah Delapan Jatiasih, Bekasi juga diteror. Kini personil gabungan TNI dan Polri memeriksa lokasi teror.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com