Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Nurhadi-Aldo Tak Sebabkan Golput di Kalangan Pemilih Muda

Kompas.com - 08/01/2019, 11:57 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kemunculan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden fiktif, Nurhadi-Aldo, menjadi fenomena dan memenuhi ruang informasi publik, khususnya di media sosial.

Satire-satire politik yang disuguhkan terbukti banyak menyita perhatian masyarakat. Perhatian terutama diberikan oleh kaum milenial pengguna Instagram, Facebook, dan Twitter.

Meski terhitung baru, kali pertama muncul pada akhir Desember 2018, namun perkembangan dari fenomena politik humor ala Nurhadi-Aldo ini sudah terbilang masif.

Sama seperti pencalonannya yang fiktif, pasangan ini memiliki relawan dan simpatisan dari berbagai daerah, yang juga bersifat fiktif tentunya.

Menyadari eksistensi pasangan yang diangkat "Koalisi Indonesia Tronjal Tronjol Maha Asyik" di tahun politik sekarang ini, beberapa kekhawatiran kemudian muncul ke permukaan.

Satire politik dan humor segar yang ditawarkan oleh Nurhadi-Aldo, ditakutkan akan membuat kalangan muda semakin pesimistis dan apatis, sehingga enggan berpartisipasi dalam kegiatan politik praktis.

Padahal, pemilu eksekutif dan legislatif akan dihelat serentak pada 19 April mendatang.

Baca juga: Fakta di Balik Populernya Capres-Cawapres Fiktif, Nurhadi-Aldo

Namun, menurut pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada, Kuskridho Ambardi, itu merupakan kekhawatiran yang tak perlu ada.

Menurut dia, kemunculan parodi politik Nurhadi-Aldo ini tidak akan memengaruhi jumlah golput di kalangan pemilih muda.

"Sebetulnya, sebelum Nurhadi muncul, tren penurunan partisipasi sudah terjadi sejak Pemilu 2004. Jadi Nurhadi tak mengawali tren penurunan itu atau memulai perluasan kejenuhan,” kata pria yang akrab disapa Dodi Ambardi, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (8/1/2019) pagi.

Menurut Dodi yang juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI), sejumlah survei yang dilakukan banyak lembaga tidak menunjukkan adanya peningkatan golput di masyarakat.

"Sejauh rekaman data survei, ia (Nurhadi-Aldo) tak memperbesar potensi golput. Beberapa bulan terakhir, yang belum atau tak memilih berkisar 10 persen dan tak meningkat drastis," ujar Dodi.

Baca juga: Rapper Saykoji Buatkan Mars untuk Dukung Pasangan Nurhadi-Aldo

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Nurhadi Aldo (@nurhadi_aldo) on Dec 24, 2018 at 8:44am PST

Karena perilaku pendukung

Dodi menambahkan, tren penurunan partisipasi politik masyarakat bukan berasal dari parodi atau satire seperti fenomena Nurhadi-Aldo.

Namun, banyak orang yang kini memilih golput disebabkan tingkah pendukung atau partai politik yang saling mengolok-olok antar-kubu yang justru tidak fokus pada kebutuhan publik yang semestinya jadi tanggung jawab mereka.

"Tak membahayakan dalam arti kemunculan humor calon alternatif itu tak akan menurunkan partisipasi politik anak muda," ucap Dodi.

"Tren penurunan partisipasi itu sumbernya bukan di parodi-parodi dan satire semacam itu. Tapi dari politik pemilu yang sibuk dengan olok-olok antar-timses dan pendukung dan tak responsif terhadap concern publik," ungkapnya.

Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari humor-humor segar bergaya satire ala timses paslon Dildo.

Keberadaannya justru bisa menjadi pendingin suasana politik dalam negeri saat ini yang tengah panas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com