Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaleidoskop 2018, Bencana Besar Membuat Indonesia Berduka...

Kompas.com - 20/12/2018, 13:43 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Beragam jenis bencana melanda Indonesia sejak awal hingga akhir tahun 2018 ini. Titik persebarannya pun sangat beragam, mulai dari barat, tengah, hingga bagian timur negeri ini tidak luput terkena.

Bencana hidrometeorologi dan geologi yang terjadi tidak hanya menimbulkan kerusakan dan kerugian material di sana-sini, namun juga korban jiwa dan trauma psikis masyarakatnya.

Berikut ini, sejumlah bencana alam besar dilihat dari kekuatan bencana dan akibat yang ditimbulkan selama tahun 2018 yang dihimpun Kompas.com berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana:

Gempa Lebak (23/1/2018)

Rumah pasangan lanjut usia rusak akibat gempa Lebak di Kampung Pangkalan, Desa Padaasih, Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (24/1/2018). KOMPAS.com/BUDIYANTO Rumah pasangan lanjut usia rusak akibat gempa Lebak di Kampung Pangkalan, Desa Padaasih, Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (24/1/2018).

Belum genap sebulan tahun 2018 dimulai, tepatnya pada 23 Januari 2018 siang, gempa mengguncang wilayah Lebak, Banten dengan magnitudo 6,1.

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akibat kejadian ini, satu orang meninggal dunia, 1.018 jiwa diungsikan, dan 8.467 unit rumah diketahui mengalami kerusakan, mulai dari rusak ringan, sedang, hingga berat.

Kerusakan bangunan banyak terjadi di Kabupaten Sukabumi dan Bogor, Jawa Barat karena wilayahnya yang berdekatan dengan Lebak sebagai episentrum gempa.

Baca juga: Gempa Lebak, Ratusan Bangunan di Jabar Rusak, 8 Orang Luka-luka

Longsor Brebes (22/2/2018)

Lokasi tanah longsor di Desa Pasirpanjang, Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Sabtu (24/2/2018). Peristiwa ini megakibatkan lima orang tewas, 18 orang hilang, dan puluhan rumah rusak.KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO Lokasi tanah longsor di Desa Pasirpanjang, Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Sabtu (24/2/2018). Peristiwa ini megakibatkan lima orang tewas, 18 orang hilang, dan puluhan rumah rusak.

Sebulan berselang, bencana tanah longsor terjadi di Desa Pasir Panjang, Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Kamis 22 Februari 2018 pada pukul 08.45 WIB.

Akibat kejadian ini, 11 orang dinyatakan meninggal dunia, tujuh orang hilang tertimbun dan hanyut, sementara empat lainnya mengalami luka-luka.

Pencarian atas tujuh korban hilang akhirnya dihentikan sepekan kemudian pada 28 Februari 2018 atas persetujuan pihak keluarga saat berunding dengan para tim pencari. Hal itu sesuai dengan prosedur pencarian korban dalam bencana, yakni selama tujuh hari.

Baca juga: BNPB Ralat Jumlah Korban Hilang di Longsor Brebes Jadi 13 Orang

Gempa Lombok (7/2018)

Seorang warga mengintip dibalik reruntuhan rumah yang rusak akibat gempa bumi saat proses evakuasi korban di rumah tersebut di Pemenang, Lombok Utara, NTB, Selasa (7/8). Berdasarkan data BNPB mencatat sedikitnya 98 korban meninggal dunia akibat bencana gempa bumi yang terjadi Minggu (5/8) dan kemungkinan masih akan bertambah. ANTARA FOTO/Zabur Karuru Seorang warga mengintip dibalik reruntuhan rumah yang rusak akibat gempa bumi saat proses evakuasi korban di rumah tersebut di Pemenang, Lombok Utara, NTB, Selasa (7/8). Berdasarkan data BNPB mencatat sedikitnya 98 korban meninggal dunia akibat bencana gempa bumi yang terjadi Minggu (5/8) dan kemungkinan masih akan bertambah.

Pada pertengahan tahun, selama bulan Juli gempa besar mengguncang bagian tengah Indonesia, tepatnya Pulau Lombok dalam rentang waktu yang cukup panjang.

Gempa pertama terjadi pada tanggal 29 Juli 2018 dengan kekuatan Magnitudo 6,4 dan guncangannya terasa hingga Bali dan Sumbawa.

Gempa-gempa susulan pun terjadi dalam waktu yang panjang setelah itu, ada dengan kekuatan lebih kecil, ada juga dengan kekuatan yang lebih besar.

Dari bencana berkepanjangan itu, total 564 orang meninggal dunia, sebagian besar berasal dari wilayah Kabupaten Lombok Utara dan Barat.

Selain korban meninggal, 1.886 orang mengalami luka-luka, dan belasan ribu lainnya terpaksa menjadi pengungsi karena rumah mereka hancur atau rawan runtuh jika terjadi gempa susulan.

Baca juga: 4 Bulan Pasca-gempa Lombok, Ini Perkembangan Penanganannya

Kerusakan infrastruktur terjadi di banyak titik, mulai jalan raya, bangunan, listrik, sinyal komunikasi, dan sebagainya. Untuk jumlah hunian yang rusak mencapai 149.715 unit mulai dari rusak ringan hingga rusak total rata dengan tanah.

Meskipun terjadi dalam waktu panjang dan memakan korban yang tidak sedikit, gempa di Lombok ini tidak ditetapkan sebagai bencana nasional oleh Presiden, karena penanganannya masih dapat diselesaikan oleh pusat.

Gempa, likuifaksi, dan tsunami Palu (28/9/2018)

Kondisi Kelurahan Petobo, Palu, Sulawesi Tengah, beberapa hari setelah peristiwa likuefaksi akibat gempa bumi bermagnitudo 7,4 pada 28 September 2018.KOMPAS.COM/ROSYID AZHAR Kondisi Kelurahan Petobo, Palu, Sulawesi Tengah, beberapa hari setelah peristiwa likuefaksi akibat gempa bumi bermagnitudo 7,4 pada 28 September 2018.

Setelah Lombok, bencana besar kembali terjadi di Indonesia, kali ini bergerak ke utara, tepatnya di Sulawesi Tengah.

Gempa besar, tsunami, dan likuefaksi memporakporandakan kota Palu, Donggala, dan beberapa wilayah lain di provinsi itu.

Rentetan bencana alam itu diawali dengan gempa berkekuatan  magnitude 7,4 yang terjadi di kedalaman 10 kilometer di jalur Sesar  Palu Koro pada 28 September 2018 pukul 17.02 sore.

Akibat guncangan besar itu, terdapat pergerakan tanah atau yang kemudian disebut dengan likuifaksi di wilayah Desa Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu. Kejadian ini menenggelamkan sejumlah orang yang ada di atasnya ke dalam luapan lumpur yang muncul dari dalam perut bumi.

Tak lama kemudian, peringatan tsunami dikeluarkan oleh BNPB meski akhirnya peringatan tersebut dicabut.

Akan tetapi, pada pukul  17.22 Wita gelombang tsunami setinggi 6 meter benar-benar terjadi dan melibas wilayah kota Palu, Sigi, dan Donggala dan beberapa wilayah di sekitarnya.

Dari tiga rangkaian bencana ini, total 2.201 jiwa kehilangan nyawa, 1.373 tidak ditemukan, 4.438 mengalami luka-luka, 221.450 jiwa mengungsi, dan 68.451 unit rumah rusak.

BNPB mengumumkan kerugian akibat bencana alam dahsyat itu diperkirakan sebesar Rp 13,82 triliun.

Baca juga: Korban Tewas akibat Bencana Sulteng Jadi 2.073, Palu Paling Banyak

Banjir Mandailing Natal (12/10/2018)

Beberapa warga berada di antara kayu yang terbawa arus sungai pascabanjir bandang yang terjadi, di Desa Muara Saladi, Kecamatan Ulu Pungkut, Mandailing Natal, Sumatra Utara, Sabtu (13/10). Banjir bandang yang terjadi pada Jumat (12/10) melanda sembilan kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal. Peristiwa itu menyebabkan sedikitnya 13 orang meninggal dunia dan 10 orang lainnya dinyatakan hilang. ANTARA FOTO/Holik Mandailing/im/kye/18.HOLIK MANDAILING Beberapa warga berada di antara kayu yang terbawa arus sungai pascabanjir bandang yang terjadi, di Desa Muara Saladi, Kecamatan Ulu Pungkut, Mandailing Natal, Sumatra Utara, Sabtu (13/10). Banjir bandang yang terjadi pada Jumat (12/10) melanda sembilan kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal. Peristiwa itu menyebabkan sedikitnya 13 orang meninggal dunia dan 10 orang lainnya dinyatakan hilang. ANTARA FOTO/Holik Mandailing/im/kye/18.

Kemudian bencana kembali terjadi di bulan Oktober, tepatnya pada 12 Oktober 2018 berupa banjir bandang di sejumlah kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara.

Air bah datang menyapu kawasan tersebut, dan menghilangkan  17 orang meninggal, 500 warga mengungsi, dan puluhan rumah juga fasilitas umum rusak karena hancur atau hanyut.

Banjir bandang itu disebabkan curah hujan tinggi yang terjadi hingga sungai Aek Saladi tidak lagi mampu menampung debit air yang ada.

Dari gambar-gambar yang beredar, sejumlah besar gelondongan kayu hanyut dan menghantam bangunan milik warga.

Baca juga: Banjir Bandang di Mandailing Natal, Kayu Berserakan, Batu Besar Bertumpuk di Sana Sini

Puting beliung Bogor (6/12/2018)

Angin puting beliung yang melanda wilayah selatan Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (6/12/2018) sekitar pukul 15.00 WIB, menyebabkan satu orang tewas.dok BNPB Angin puting beliung yang melanda wilayah selatan Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (6/12/2018) sekitar pukul 15.00 WIB, menyebabkan satu orang tewas.

Terakhir, angin puting beliung terjadi di Bogor, Jawa Barat pada 6 Desember 2018. Peristiwa itu terjadi pada sore hari pukul 15.00 WIB.

Seorang warga diketahui menjadi korban keganasan angina ini. Eni Retno (46) tewas di dalam mobil, tertimpa batang pohon saat menjemput anaknya pulang sekolah.

Selain itu, tiga orang mengalami luka-luka dan 942 lainnya mengungsi. Angin ini juga merusak 1.700 unit rumah, mulai dari tingkat ringan hingga berat.

Rilis yang dikeluarkan BNPB menyatakan dari semua kejadian bencana yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia tahun ini memakan  4.23 korban meninggal/hilang, kemudian 6.948 orang luka-luka, 9,9 juta orang mengungsi dan terdampak, serta 374.023 unit rumah rusak.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com