Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNPB: 2018, Jumlah Bencana Turun tetapi Korban Meningkat hingga 1.072 Persen

Kompas.com - 19/12/2018, 17:52 WIB
Devina Halim,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, jumlah bencana sepanjang 2018 menurun dibanding 2017.

"Pada periode yang sama, yaitu 1 Januari hingga 14 Desember, jumlah kejadian bencana tahun 2017 lebih banyak daripada tahun 2018," ujar Kepala BNPB Willem Rampangilei saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta Timur, Rabu (19/12/2018).

Persentase penurunan, kata Willem, sebesar 11,36 persen. Rinciannya, pada 2017 terjadi sebanyak 2.862 bencana. Sementara, pada 2018 terdata 2.426 bencana.

Namun, jumlah korban meninggal dunia dan hilang melonjak hingga 1.072 persen.

Berdasarkan data BNPB, bencana di tahun 2017 menelan korban jiwa sebanyak 378 orang. Sementara pada 2018, korban meninggal dan hilang mencapai 4.231 orang.

Tak hanya itu, jumlah korban luka-luka, korban yang mengungsi dan rumah rusak akibat bencana juga meningkat pada 2018.

Baca juga: Sepanjang 2018, 2.000 Bencana Longsor Terjadi di Jawa Tengah

Dilansir dari data BNPB, pada 2018 terdapat 6.948 korban luka-luka, 9.956.410 korban mengungsi, dan 341.226 unit rumah rusak berat.

Jika dibanding 2017 yang sebanyak 997 korban luka-luka, 3.612.630 korban mengungsi, dan 9.327 unit rumah rusak berat akibat bencana.

Willem menjelaskan, jumlah korban dan rumah yang rusak meningkat drastis tahun ini lantaran bencana gempa bumi yang melanda Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Palu, Sulawesi Tengah. Di Palu bukan hanya gempa namun disertai tsunami. 

"Gempa bumi NTB dan gempa bumi yang disusul tsunami dan likuifaksi di Sulawesi Tengah adalah penyebab kenaikan dampak bencana secara signifikan," jelas Willem.

Kompas TV Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sulawesi Tengah kembali memperbarui jumlah data pemilih tetap di wilayah Sulawesi Tengah.<br /> <br /> Pasca-gempa, kurang lebih sebanyak seribu data pemilih di Kota Palu hilang.<br /> <br /> Penurunan data pemilih di Kota Palu, Sulawesi Tengah, merupakan akibat dari dampak bencana gempa yang terjadi beberapa waktu lalu.<br /> <br /> Sementara itu, dari hasil rapat pleno terbuka yang digelar KPU justru di sejumlah daerah lain mengalami peningkatan jumlah data pemilih.<br /> <br /> Datainitelah dicocokkan dengan Dinas Kependudukan dan catatan Sipil Provinsi Sulawesi Tengah dan Kota Palu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Nasional
Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Nasional
Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Nasional
Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Nasional
Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto, Prabowo: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto, Prabowo: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com