JAKARTA, KOMPAS.com - Tahun 2018 tidak hanya menjadi tahun bencana bagi Indonesia, dengan jumlah korban yang mencapai 4.231 jiwa.
Namun, tahun ini juga menjadi tahun bencana bagi Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho.
Baca juga: Usai Kemoterapi, Rambut Sutopo Malah Tumbuh, Kok Bisa?
Sutopo mengaku masih ingat betul ketika dirinya divonis mengidap kanker paru-paru, tepatnya pada 23 Januari 2018.
"Bagi saya tahun ini juga tahun bencana karena Januari 2018 saya divonis dokter kanker paru-paru stadium 4B," tutur Sutopo di Graha BNPB, Jakarta Timur, Rabu (19/12/2018).
Tak hanya itu, kenang Sutopo, dokter juga menyebutkan bahwa dirinya hanya memiliki waktu satu tahun untuk hidup.
Baca juga: Sutopo BNPB Raih Predikat ASN Paling Inspiratif, Penghargaan ke-11 Tahun Ini
Sejak saat itu, ia memutuskan untuk tidak ingin lagi bekerja memberikan informasi bencana kepada para wartawan. Sutopo ingin fokus pada penyembuhan dirinya.
Namun, di hari yang sama ketika ia divonis, ibukota DKI Jakarta diguncang gempa bermagnitudo 6,4.
Baca juga: Tips Bermedia Sosial Anti-Baper ala Sutopo Purwo Nugroho
Dengan niat untuk tidak bekerja lagi, Sutopo mematikan ponselnya. Tetapi, ia melihat bahwa informasi yang beredar malah tidak benar. Akhirnya, ia pun berubah pikiran.
"Saya ingat karena saya divonis itu di Malaysia, Jakarta diguncang gempa. Handphone saya enggak saya nyalain, dan ternyata informasinya simpang siur, banyak hoaks, dan sebagainya. Kemudian saya jalani," terangnya.
Baca juga: Sutopo BNPB Dianugerahi The First Responders 2018 oleh Media Singapura
Ia menuturkan bahwa ia menerima kondisi tersebut dengan ikhlas. Akan tetapi, hal itu diakuinya tidak mudah.
Perubahan fisik dan sakit akibat penyakit itu tak terbantahkan. Sutopo menyebutkan berat badannya telah turun sebanyak 20 kilogram, napas yang semakin sulit, rasa sakit di tulang, dan skoliosis.
Baca juga: Akhirnya Impian Sutopo BNPB Bertemu Raisa Andriana Terwujud
Meski sakit yang ia rasakan luar biasa, Sutopo tetap menjalani aktivitasnya sehari-hari, seiring dengan sejumlah pengobatan yang ia lakukan.
"Saat ini saya bernapas dengan paru-paru yang sebelah kiri, berfungsi 40 persen. Tetap saya jalani dan rasa di tulang itu sakit sekali, sakitnya tuh di sini, beneran," ujarnya sambil mengutip lirik sebuah lagu "Sakitnya Tuh di Sini".
Untuk tahun 2019, ia mengaku akan terus melanjutkan aktivitasnya sehari-hari. Terselip harapan Sutopo agar dirinya dapat sembuh dan ia mengaku berserah kepada Yang Mahakuasa.