JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo kembali membantah isu yang menyebut dirinya sebagai bagian dari Partai Komunis Indonesia.
Kepala Negara kembali bicara soal hal ini karena belakangan banyak spanduk yang menyebut Jokowi adalah PKI.
"Banyak disampaikan di bawah isu Presiden Jokowi itu PKI. Dan bahkan akhir -akhir ini banyak spanduk seperti itu," kata Presiden Jokowi saat membuka Jambore Bela Negara Forum Komunikasi Putra Putri TNI-Polri (FKPPI) di Bumi Perkemahan Ragunan, Jalan RM Harsono, Jakarta Selatan, Jumat (7/12/2018).
Jokowi kembali mengingatkan bahwa PKI dibubarkan oleh pemerintah tahun 1965. Sementara Jokowi lahir pada 1961.
"Saya baru umur empat tahun, apa ada PKI balita?" kata Jokowi.
Baca juga: Curhat Jokowi Pada Yusril, Salah Satunya soal Isu PKI
Jokowi mengatakan, selama empat tahun terakhir, ia hanya diam menanggapi isu dan fitnah ini.
Namun, kali ini ia merasa harus menanggapi karena masyarakat yang mempercayai isu ini semakin banyak.
Menurut Jokowi, berdasar survei yang dilakukan, ada 9 juta masyarakat yang percaya bahwa dirinya adalah PKI.
"Ini kenapa saya jawab, karena saya dapat survei masyarakat percaya fitnah seperti ini. Jadi di mana-mana saya singgung hal seperti ini," kata dia.
Baca juga: Bawaslu Turunkan Spanduk #JKWBersamaPKI di Tanah Abang
Jokowi meminta cara-cara berpolitik seperti ini harus dihentikan. Sebab, hal itu merusak demokrasi.
Sebuah spanduk yang menyebut calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo bersama PKI terpasang di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Informasi tentang pemasangan spanduk itu menjadi viral di media sosial setelah diunggah oleh akun Twitter @gm_gm, Selasa (4/12/2018).
Baca juga: Jokowi Ingin Tabok Pihak yang Menudingnya PKI
Berdasarkan foto yang diunggah di media sosial, spanduk itu memuat lima tagar, yakni #PKIBerkedokPancasila, #JKWBersamaPKI, #JKWHoakNasional, #JKWSontoloyoNasional, dan #JKWGenderuwoNasional. Tertulis juga kalimat "2019 Tenggelamkan PKI".
Spanduk itu memuat foto calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
Komisioner Bawaslu DKI Jakarta Puadi menyebut belum menerima laporan masyarakat terkait pemasangan spanduk itu.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.