Presiden Joko Widodo menolak menaikkan iuran peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Padahal, lembaga tersebut sudah mengalami defisit bahkan sampai tak bisa membayar tagihan dari rumah sakit.
Urusan utang ini bahkan sempat membuat Presiden Jokowi kesal dan secara terbuka menegur Dirut BPJS Fahmi Idris secara terbuka di Kongres Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (Persi).
Namun, Kepala Humas BPJS M Iqbal Anas Ma'ruf menegaskan bahwa sebelum teguran itu keluar, BPJS Kesehatan sudah menawarkan solusi kepada Presiden untuk menaikkan iuran peserta.
Baca juga: Presiden Jokowi Pertimbangkan Usul IDI Naikkan Iuran BPJS Kesehatan
"Kalau konteks permasalahan, kita sudah laporkan ke Presiden. Progam ini memang secara iuran belum memenuhi ekspektasi lah berkaitan dengan kebutuhan biaya manfaat," kata Iqbal.
Namun, usulan untuk menaikkan iuran ditolak oleh Presiden Jokowi.
Presiden justru mengambil opsi untuk membantu defisit BPJS lewat suntikan anggaran yang diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebesar Rp 4,9 triliun.
"Opsi untuk penyesuaian iuran, karena memang dengan pertimbangan kondisi masyarakat masih berat mungkin, sehingga pemerintah ambil opsi terbaik untuk mengambil suntikan dana," kata Iqbal.
Namun, Iqbal mengakui, suntikan dana sebesar Rp 4,9 Triliun dari pemerintah sebenarnya masih masih kurang untuk menutup defisit BPJS.
Baca juga: Atasi Defisit, Pemerintah Pastikan Iuran BPJS Kesehatan Tidak Naik
Belakangan, Jokowi sempat ditantang untuk memaparkan solusi defisit BPJS saat hadir di Muktamar Ikatan Dokter Indonesia di Samarinda.
Menjawab tantangan itu, Jokowi memberi sinyal bahwa pemerintah akan menyubsidi BPJS.
Ia tidak menyebut berapa angka subsidi yang akan digelontorkan pemerintah. Namun, Jokowi menyinggung soal subsidi energi yang jumlahnya pernah mencapai Rp 400 triliun.
"Kita ingat subsidi BBM energi pernah mencapai 400 triliun. Lah ini untuk kesehatan kok masa enggak diberikan. Ya kira-kira jawabannya kurang lebih anunya itu. Kurang lebih," tutup Jokowi disambut tepuk tangan para dokter yang hadir.