Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Nikki Lauda Hariyona, Buat Bimbingan Tes CPNS untuk Dekati Pemilih Sumbar

Kompas.com - 24/10/2018, 06:06 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nikki Lauda Hariyona merupakan seorang calon legislatif muda dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Pria yang lahir pada 22 Januari 1990 ini memutuskan maju dari daerah pemilihan Sumatera Barat I.

Wilayah itu mencakup Kota Padang, Kota Padang Panjang, Kota Sawahlunto, Kota Solok, Kabupaten Solok, Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Sijunjung.

Kemudian Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Pesisir Selatan dan Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Nikki mengatakan, dirinya mengesampingkan gaya kampanye lama dengan mengumpulkan massa di satu tempat untuk berorasi agar masyarakat tertarik memilihnya.

Baca juga: Cerita Kampanye Wanda Hamidah, Isu Kesehatan hingga Hebohnya Ibu-ibu

Ia lebih memilih menawarkan program pelatihan melalui lembaga yang ia bentuk, Palanta Institute.

Lembaga pendidikan masyarakat ini fokus pada pemberdayaan potensi demi memperluas kesempatan masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan mentalitas yang baik.

"Jadi kita bikin banyak pelatihan untuk madrasah, pelatihan motivasi supaya mereka bisa belajarnya itu benar. Karena kalau kita misalnya membahas kurikulum kan udah urusan menteri lah ya, jadi kita men-training SDM-nya supaya lebih optimal," kata dia kepada Kompas.com, Selasa (23/10/2018).

"Seperti hari ini dan kemarin saya lagi bikin bimbel CPNS, ya kan lagi heboh ini daftar CPNS, kebetulan karena saya ada lembaga dan kita fokus di pendidikan kita bikin bimtek lah, nah nanti disambung try out supaya memudahkan," lanjut Nikki.

Baca juga: Cerita Caleg: Kampanye Door to Door Sambil Kampanyekan Capres

Menurut Nikki, hal itu sejalan dengan slogan PPP, Bergerak Bersama Rakyat. Ia menilai saat ini dengan program-program yang melibatkan masyarakat akan menjadi jauh lebih bermanfaat bagi calon pemilih.

"Kebanyakan orang kan ayo kita kumpulin orang, kita bicara, kita satukan semangat. Nah, saya pengen mengubah cara itu dengan mengantarkan program," katanya.

Ia harus keliling ke dapilnya untuk menggelar kegiatan pelatihan. Masyarakat yang dikunjungi Nikki pun bersedia mendukung program pelatihan yang ia tawarkan. Salah satunya dengan meminjamkan tempat untuk pelatihan.

"Jadi misalnya, 'iya mas kita suka dengan training ini', kita kolaborasi aja. Jadi saya lewat kelembagaan saya bawa trainernya, mereka menyediakan tempat. Jadi spirit bersamanya itu yang kita bawa," paparnya.


Biaya kampanye Rp 2 miliar

Pelatihan-pelatihan itu yang dinilainya menjadi pos pembiayaan terbesar bagi dirinya yang sedang menjadi caleg. Selain itu, kata Nikki, biaya atribut kampanye seperti baliho juga membutuhkan biaya besar.

"Kalau untuk anggaran paling besar kebetulan kan saya bergeraknya di bidang pendidikan, kalau pos biaya, paling besar kita ada di pelatihan-pelatihan itu, baliho-baliho juga," katanya.

Nikki memperkirakan dana kampanye yang akan ia keluarkan sekitar di bawah angka Rp 2 miliar. Ia mengaku kisaran dana tersebut berasal dari pribadi.

Selanjutnya: Strategi hadapi pemilih Sumbar

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com