Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanggapan Timses Jokowi soal Prabowo Sebut Elite Gagal Kelola Negara

Kompas.com - 05/10/2018, 21:56 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin Raja Juli Antoni menanggapi pernyataan calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, yang menyebutkan bahwa elite Indonesia gagal mengelola negara.

Menurut dia, jika yang dimaksud Prabowo adalah pemerintahan saat ini, pernyataan itu tidak tepat. Dalam pandangannya, Indonesia saat ini merupakan negara kokoh, stabil, dan berdaulat.

Ia mengatakan, Prabowo, sebagai bagian dari elite di Indonesia, juga harus introspeksi.

"Salah satu indikasi elite Indonesia gagal adalah masih ada elite yang dengan mudah menerima kabar bohong dan dengan berapi-api malah menyebarluaskan berita bohong itu," ujar Raja Juli yang juga Sekjen Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Jumat (5/10/2018).

Baca juga: Prabowo: Maaf, Elite Kita Gagal Mengelola Negara

Pernyataannya itu menyindir isu penganiayaan terhadap juru kampanye Prabowo-Sandiaga, Ratna Sarumpaet, yang ternyata tidak benar.

Ketika isu penganiayaan ini mencuat, Prabowo menggelar jumpa pers dan mengecam tindakan tersebut, serta menganggap ada motif politik di balik peristiwa itu.

"Dia itu seperti sedang berbicara tentang dirinya sendiri," ujar Raja Juli.

"Apabila pemimpin kita gampang ditipu seperti itu, bagaimana bisa dia menghadapi kepentingan asing? Rusaklah negara kita dibohongi dan ditipu terus," lanjut dia.

Diberitakan, pernyataan Prabowo bahwa elite Indonesia gagal mengelola negara diungkapkan saat ia menjadi narasumber di acara ROSI yang ditayangkan Kompas TV, Kamis (4/10/2018) malam.

Baca juga: Timses Jokowi Pertanyakan Alasan Prabowo Sebut Elite Gagal Kelola Negara

Ia mengungkapkan alasannya berkecimpung dalam dunia politik dan pada akhirnya memutuskan maju kembali pada Pilpres untuk yang keempat kalinya.

"Saya merasa terpanggil karena saya lihat negara saya, bangsa saya, berada di arah yang salah dan saya ingin kembalikan ke arah yang benar," ujar dia.

Sebab, ia merasa para elite di Indonesia telah gagal dalam mengelola negara.

"Maaf dengan segala hormat, elite kita telah gagal mengelola negara. Oleh karena itu saya harus turun ke rakyat, menyadarkan rakyat kita, menggugah kesadaran bahwa sistem ekonomi kita keliru," lanjut dia.

.

.

.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggap Jokowi Bukan Kader Lagi, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

Anggap Jokowi Bukan Kader Lagi, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

Nasional
Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Nasional
Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasional
Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Nasional
KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

Nasional
Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis 'Pernah', Apa Maknanya?

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis "Pernah", Apa Maknanya?

Nasional
Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Nasional
Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Nasional
Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Nasional
Menlu Sebut Judi 'Online' Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Menlu Sebut Judi "Online" Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Nasional
PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

Nasional
Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com