Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komentar Ma'ruf Amin soal Kebohongan Ratna Sarumpaet

Kompas.com - 03/10/2018, 21:59 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

PURWAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden Ma'ruf Amin berharap pihak-pihak yang menyebarkan hoaks penganiayaan terhadap aktivis Ratna Sarumpaet segera diusut oleh pihak kepolisian.

Informasi soal dugaan penganiayaan ini beredar dalam dua hari terakhir. Isinya, Ratna disebut mengalami penganiayaan pada 21 September 2018 di sekitar Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat.

"Ya harus ditindak, dan yang menindak adalah penegak hukum yang memiliki otoritas," kata Ma'ruf di Purwakarta, Rabu (3/10/2018).

Pada Rabu (3/10/2018) sore, Ratna meminta maaf kepada semua pihak terkait kebohongan yang telah disampaikannya.

Baca juga: Prabowo Subianto: Saya Minta Maaf

Ia mengakui tak ada pengeroyokan. Wajah lebamnya seperti tampak pada foto yang beredar karena ia menjalani operasi sedot lemak di sebuah rumah sakit khusus bedah di Jakarta Pusat.

Namun, informasi soal penganiayaan telah beredar luar di media sosial dan mendapatkan tanggapan dari capres nomor urut 02, Prabowo Subianto.

Ma'ruf menegaskan, kepolisian memiliki kapasitas yang kuat dalam menangani berbagai kasus hoaks.

Baca juga: Prabowo: Ratna Sarumpaet Harus Bertanggung Jawab

Ia juga mengingatkan seluruh pihak untuk tak mudah percaya pada hoaks.

"Kita serahkan pada pihak yang punya kompetensi soal yang bagaimana menangani hoaks itu. Kita jangan percaya pada isu-isu yang bohonglah,” kata Ma'ruf. 

Pengakuan Ratna Sarumpaet

Sebelumnya, pada Rabu sore, Ratna Sarumpaet mengakui bahwa dia tidak pernah dianiaya atau dikeroyok di kawasan Bandara Husein Sastranegara, Bandung pada 21 September 2018.

Ia membantah kabar serta pernyataan sejumlah tokoh yang menyebut Ratna dianiaya hingga wajahnya lebam.

"Jadi tidak ada penganiayaan, itu hanya cerita khayal entah diberikan oleh setan mana ke saya, dan berkembang seperti itu," ujar Ratna di kediamannya di kawasan Kampung Melayu Kecil V, Jakarta Selatan, Rabu (3/9/2018).

Ratna mengatakan, pada 21 September dia mendatangi salah satu rumah sakit bedah di Jakarta Pusat untuk operasi sedot lemak.

Baca juga: Ratna Sarumpaet Diberhentikan dari Tim Kampanye Prabowo-Sandiaga

Atas perbuatannya, Ratna meminta maaf kepada Prabowo dan Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais yang juga telah membelanya dalam hal ini.

Ratna yang merupakan anggota Badan Pemenangan Nasional pasangan Prabowo-Sandiaga Uno itu turut meminta maaf kepada tim pemenangan. Ia mengaku telah melukai hati tim dengan membuat kebohongan.

Pada Rabu malam, Prabowo Subianto, mewakili tim pemenangannya, menyampaikan permintaan maaf karena merasa telah ikut menyebarkan sesuatu yang belum dipastikan kebenarannya.

.

.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Ma'ruf Amin

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo Soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo Soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com