Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Sandiaga Didampingi Dua Bekas Menteri Jokowi

Kompas.com - 30/08/2018, 10:18 WIB
Ihsanuddin,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon wakil presiden Sandiaga Uno didampingi oleh dua mantan menteri era Joko Widodo-Jusuf Kalla saat berkunjung ke Menara Kompas, Jakarta, Rabu (28/8/2018) petang.

Kedua eks menteri kabinet kerja tersebut adalah mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said dan Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan. Keduanya sama-sama dicopot Jokowi saat perombakan kabinet Juli 2016 lalu.

Sudirman Said memang sudah membantu Sandiaga sejak pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 lalu. Ia juga kini sudah menjadi calon anggota legislatif dari Partai Gerindra, parpol yang mengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pilpres 2019.

Sementara itu, Ferry Mursyidan Baldan baru belakangan berada di kubu Prabowo-Sandi. Ia juga sampai saat ini masih berstatus politisi Partai Nasdem meski sudah tidak aktif. Nasdem adalah salah satu parpol yang menngusung pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019.

Bukan Strategi

Sandiaga mengakui baik Sudirman dan Ferry saat ini sudah masuk ke dalam tim pemenangan Prabowo-Sandi. Namun, ia membantah jika langkah merekrut dua mantan anak buah Jokowi itu dianggap sebagai strategi politik.

Baca juga: Cerita Sandiaga Dibujuk Prabowo Terjun Berpolitik dan Masuk Gerindra

"Kalau ini strategi sih enggak, kita mengalir aja. Tidak ada grand design karena bagian dari Jokowi," kata Sandiaga.

Sandiaga mengatakan, ia mengajak Sudirman dan Ferry bergabung karena memiliki kedekatan dengan keduanya. Ia mengatakan, Sudirman sudah banyak membantunya baik saat Pilgub DKI maupun setelah ia dan Anies Baswedan terpilih memimpin ibu kota.

Hal yang sama juga berlaku untuk Ferry Mursyidan Baldan. Sandiaga mengaku sudah lama berteman baik dengan Ferry dan sering jalan pagi bersama. Namun, kerjasama dengan Ferry memang baru dilakukan setelah Prabowo-Sandi mendaftarkan diri ke KPU.

"Kemarin ngobrol, mau enggak bantu saya? Alhamdulillah beliau bersedia," kata Sandiaga.

Tetap Bersahabat

Sudirman Said mengatakan, prosesnya berpindah dari kubu Jokowi ke oposisi memang terjadi secara alamiah. Kebetulan ia juga memang berhubungan baik dengan Prabowo maupun Sandiaga.

Baca juga: Sandiaga Bantah Jadi Bakal Cawapres untuk Dukung Logistik Prabowo

""Ini proses alamiah saja. Istilahnya masa idah sudah lewat, boleh melanjutkan hidup," kata dia.

Sudirman mengaku tidak pernah sakit hati karena dicopot oleh Jokowi. Bahkan, sampai saat ini, ia mengaku masih sering berkomunikasi intensif dengan Menteri Sekretaris Negara Pratikno.

“Pilihan politik berbeda, tetapi persahabatan tak pernah putus,” ujarnya.

Ferry Mursyidan juga mengungkapkan hal serupa. Ia mengaku sudah lama kenal dengan Sandiaga. Ia juga merasa tak masalah berpindah ke kubu oposisi. Sebab, Ferry juga kini sudah tidak aktif di Partai Nasdem.

"Saya ini kan politisi, saya kira jabatan itu kesempatan berbuat lebih banyak saja," ujarnya.

Baca juga: Sandiaga Tuding Pemerintah Mengontrol Data Kemiskinan dan Pengangguran

Meski berpindah kubu, Ferry juga tetap menjaga hubungan baik dengan kelompok Jokowi. Ia mengingatkan, pemilu adalah kontestasi politik setiap lima tahun sekali. Untuk itu, siapapun tak perlu membangun permusuhan diantara anak bangsa

"Pemilu harus membuat kegairahan berkompetisi, bukan membangkitkan amarah,” ujarnya.

Kompas TV Sandiaga menambahkan jika Gatot Nurmantyo bergabung, maka dirinya dan Prabowo akan mendapat tambahan daya pemenangan yang signifikan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com