Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Herzaky Mahendra Putra
Pemerhati Politik

Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra. Mahasiswa Program Doktoral Unair

Pilkada Jabar 2018 dan Peluang Koalisi di Pilpres 2019

Kompas.com - 29/06/2018, 16:16 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Modal 30an persen suara RK ini pun masih berkisar captive market Jokowi di Jabar pada 2014 lalu. Ini sejalan dengan hasil berbagai survei, ada irisan yang sangat kuat antara pendukung Jokowi dan pendukung RK.

Dengan demikian, angka 30an persen suara RK ini belum cukup tinggi untuk dikapitalisasi buat meningkatkan elektabilitas Jokowi di Jawa Barat. Jadi, hasil pilgub Jabar kali ini belum merupakan angin segar buat Jokowi.

Prestasi "Asyik" (belum) berkah bagi Prabowo

Kenaikan drastis perolehan suara Sudrajat-Syaikhu di Pilkada Jabar 2018, jika dibandingkan dengan hasil berbagai survei jelang hari pemungutan suara, memang mengejutkan banyak pihak.

Ada tiga faktor kunci dalam keberhasilan pasangan calon Sudrajat-Syaikhu atau sering disebut "Asyik".

Pertama, mesin partai PKS kembali terbukti dapat diandalkan untuk Jabar. Bersama mesin partai Gerindra yang sudah terasah ketika Pilkada Jakarta 2017 lalu, sangat terasa ada lonjakan signifikan dalam pergerakan penggalangan massa yang dilakukan tim paslon "Asyik" dalam dua tiga minggu terakhir. Baik melalui penggalangan suara secara fisik maupun penggunaan media sosial secara terarah. 


Kedua, tanpa adanya faktor isu yang tepat sesuai dengan segmen pemilih yang dituju, mesin partai yang rapi dan terstruktur laiknya armada transportasi yang besar tanpa adanya muatan atau ‘barang’ yang diinginkan oleh publik.

Di Pilkada Jabar 2018, pasangan "Asyik" memanfaatkan segmen masyarakat yang jenuh dengan situasi Indonesia saat ini. Segmen yang merasa perlu perubahan kepemimpinan di tingkat nasional.

Tagar #2019GantiPresiden yang memang diinisiasi oleh salah satu petinggi PKS, Mardani Ali Sera, benar-benar dieksploitasi pasangan "Asyik".

Narasi yang digulirkan pendukung "Asyik" adalah asosiasi kuat pergantian kepemimpinan nasional dengan terpilihnya "Asyik" sebagai gubernur-wakil gubernur Jabar. Dan, jika memilih tiga pasangan calon lain, berarti mendukung terpilihnya kembali Jokowi di 2019.

Narasi ini terbukti berhasil menggerus suara pemilih yang sebelumnya memilih pasangan calon Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi.

Mengingat Demokrat yang selalu menggaungkan kepedulian terhadap rakyat, serta menampilkan sosok AHY selaku pemimpin muda, pemimpin baru untuk Indonesia, sempat memikat warga Jabar yang menginginkan perubahan kepemimpinan nasional.

Hanya, momen ini berhasil "diambil" di tikungan terakhir oleh pasangan Sudrajat-Syaikhu karena digaungkan secara masif dan fokus.

Di sisi lain, pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi memang tidak pernah menunjukkan ketegasan dukungan terhadap aspirasi pergantian kepemimpinan nasional di 2019. Hal ini secara tidak langsung mengkonfirmasi narasi yang dikembangkan oleh pendukung "Asyik".

Ketiga, segmen pemilih muslim Jabar merupakan yang terbesar di Indonesia, dan kesadaran beragamanya relatif tinggi. Karena itu, sosok pemimpin yang dianggap relijius, bakal lebih mudah memikat sebagian warga Jabar.

Masih ingat dengan Aher yang berhasil menjadi gubernur dua periode di Jabar, dengan citra sebagai ustaz yang sederhana melekat kuat di sosok Aher?

Narasi ini juga yang dikembangkan PKS dan Gerindra secara intens di minggu-minggu akhir di Jabar dengan mengedepankan sosok relijius Syaikhu melalui pesan-pesan pribadi di media sosial.

Sosok pemimpin yang juga kuat agamanya bisa dikatakan aspirasi sebagian pemilih muslim muda dan modern di Jabar, yang menjadi captive market-nya PKS.

Gabungan kedua narasi di atas, diolah oleh mesin partai PKS dan Gerindra serta PAN, terbukti berhasil melonjakkan perolehan suara "Asyik" secara signifikan.

Semangat kemenangan di Jakarta 2017, dan keberhasilan meningkatkan perolehan suara secara signifikan untuk paslon "Asyik" di Pilkada Jabar 2018, membuat moral kader PKS, Gerindra, dan juga PAN meningkat untuk menyongsong Pilpres 2019.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com