Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Opsi JK-AHY di Pilpres 2019 Akan Sulit Terwujud

Kompas.com - 26/06/2018, 16:19 WIB
Reza Jurnaliston,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari PARA Syndicate Ari Nurcahyo menilai wacana terbentuknya pasangan Jusuf Kalla (JK) dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam Pilpres 2019 tak akan terwujud.

Hal itu dikatakan Ari menanggapi wacana pencalonan JK-AHY setelah wacana Partai Demokrat berupaya membangun Koalisi Kerakyatan.

“Soal adanya isu JK- AHY secara kalkulasi riil politik sulit diwujudkan, jadi lebih ke isu cawapres untuk Jokowi, termasuk menempatkan peluang AHY,” ujar Ari saat dihubungi Kompas.com, Selasa (26/6/2018).

Sementara itu, pada Senin (25/6/2018) malam, JK bertemu dengan SBY di kediaman pribadi SBY, kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.

Baca juga: Demokrat Pertimbangkan Opsi JK-AHY di Pilpres 2019

Ari menilai dalam kapasitasnya sebagai Wakil Presiden Joko Widodo, Jusuf Kalla mengunjungi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Ketua Umum Partai Demokrat, untuk mengajak partai berlambang mercy itu memperkuat koalisi di Pemerintahan.

“Langkah Pak JK ini bisa dibaca sebagai ajakan kepada Demokrat untuk memperkuat koalisi ke gerbong pemerintah mendukung pencapresan Pak Jokowi,”kata Ari.

Tak hanya itu, pertemuan keduanya juga diyakini untuk membahas beberapa isu mutakhir di Tanah Air, tak terkecuali peta jalan menuju Pilpres 2019.

“Pak JK dan SBY melakukan sharing update informasi soal peta kekuatan politik di Pilkada 2018 utamanya Pilgub di Jawa, untuk membaca bersama pola koalisi menuju Pilpres 2019,” kata Ari.

Baca juga: Kalla Tegaskan Pertemuannya dengan SBY Tidak Terkait Urusan Politik

Ari juga menilai ada upaya JK meredam potensi konflik yang mungkin muncul pasca pernyataan SBY soal ketidaknetralan TNI, Polri, dan BIN.

Ia pun menyimpulkan, JK punya posisi penting dalam tatanan politik menuju Pilpres 2019.

“Dalam hal ini (pertemuan dengan SBY) posisi Pak JK, sebagai the messenger sekaligus menunjukkan kepiawaian sebagai the king maker untuk menata konfigurasi politik menuju Pilpres 2019,” ujar Ari.

Diberitakan sebelumnya, Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY mengungkapkan bahwa opsi pencalonan dirinya berpasangan dengan Jusuf Kalla pada Pilpres 2019 tengah dipertimbangkan oleh Partai Demokrat.

Opsi pencalonan JK-AHY muncul setelah wacana Partai Demokrat berupaya membangun Koalisi Kerakyatan.

Baca juga: Satu Jam Pertemuan SBY-JK...

"Kalau pertanyaannya apakah ini (opsi JK-AHY) akan dipertimbangkan? Pasti. Semua opsi akan dipertimbangkan dengan baik, dengan cermat," ujar Agus saat ditemui di kantor AHY Foundation, Jakarta Selatan, Rabu (13/6/2018).

Meski demikian, kata Agus, seluruh opsi pencalonan Pilpres 2019 masih sangat cair. Begitu juga dengan wacana koalisi antar-partai politik yang masih berjalan sangat dinamis.

Di satu sisi, Demokrat juga masih mempertimbangkan syarat presidential threshold sebesar 20 persen agar bisa mengusung pasangan calon.

Sementara itu, hingga saat ini partai yang dipimpin Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono itu belum berkoalisi dengan partai mana pun.

"Fakta bahwa sampai dengan hari ini tak ada yang bisa memastikan seperti apa koalisi itu akan terjadi per hari ini," kata Agus.

"Mudah-mudahan pada akhirnya nanti ada jalan terang, titik temu yang bisa kita dengarkan semua. Seperti apa posisi demokrat, AHY ada di mana dan sebagainya. Jadi sampai dengan hari ini kita masih terus menimbangkan opsi," ucapnya.

Kompas TV Wapres Jusuf Kalla mendatangi Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di kediamannya di kawasan Kuningan, Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi May Day, Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi May Day, Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

"Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com