Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Kalla Tak Sepakat Gaji Menteri di Indonesia Dipotong untuk Bayar Utang Negara

Kompas.com - 30/05/2018, 19:29 WIB
Moh Nadlir,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden RI Jusuf Kalla tak sepakat jika gaji para menteri di Indonesia dipotong untuk membayar utang negara seperti yang dilakukan oleh Malaysia.

Menurut Kalla, besaran gaji menteri di Indonesia dan Malaysia berbeda, di mana jauh lebih besar gaji menteri negara tetangga.

"Kalau potong gaji menteri, gaji menteri Malaysia itu 3 kali lipat dibandingkan dengan gaji menteri kita," kata Kalla di Kantor Wakil Presiden RI, Jakarta, Rabu (30/5/2018).

Bahkan kata Kalla, kalaupun gaji para menteri di Malaysia dipotong, besarannya masih jauh lebih besar dari menteri di Indonesia.

"Jadi kalau dipotong 10 persen (saja), masih tinggi gaji dia (menteri di Malaysia) dibanding dengan gaji menteri kita," ujar Kalla.

Baca juga: Berita Populer: Kapal Harta Karun Ditemukan, Gaji Menteri Malaysia Dipangkas

Kalla pun mengungkapkan, sejatinya Indonesia pernah menempuh upaya serupa, seperti yang dilakukan Malaysia saat ini.

Upaya tersebut diambil Indonesia ketika krisis moneter terjadi beberapa tahun lalu.

"Dulu pernah kita pakai pada saat krisis, ada yang menyerahkan uangnya. Tapi saya kira ini tugas negara lah untuk menyelesaikan itu," kata dia.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani juga menolak usul untuk memotong gaji menteri di Indonesia untuk membayar utang negara. Menurut Sri Mulyani, kebijakan dan kondisi di kedua negara tidak bisa disamakan.

Baca juga: Gaji BPIP Dibandingkan dengan Malaysia, Sri Mulyani Tak Terima

"Ya setiap negara punya politik ekonomi sosial yang berbeda," kata Sri Mulyani di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (28/5/2018).

Apalagi Malaysia saat ini sedang mengahadapi situasi dramatis dalam konteks mereka mengelola politik, ekonomi, dan sosialnya. Oleh karena itu, mereka memotong gaji menterinya untuk membantu mengurangi hutang.

Sebab, hutang di negeri Jiran sudah menyentuh 1 triliun ringgit atau sekitar Rp 3.500 triliun. Utang tersebut mencapai sekitar 65 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) negara.

Sementara itu, utang Indonesia Rp 4.180 triliun hingga akhir April 2018 masih berada di posisi aman. Sebab, rasio utang terhadap PDB masih sekitar 29 persen.

Kompas TV Menanggapi gaji Badan Pembinaan Idelogi Pancasil (BPIP) Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko meminta masyarakat tidak fokus pada besaran gaji BPIP.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com