JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko mengatakan, Presiden Joko Widodo sudah berada di jalur yang benar dalam rangka menjalankan agenda reformasi.
"Saya memastikan bahwa Presiden Jokowi menjalankan agenda reformasi dengan sebaik- baiknya," ujar Moeldoko dikutip dari siaran pers resmi, Senin (21/5/2018).
Menurut Moeldoko, ada tiga tantangan reformasi, yakni praktik korupsi, kesenjangan ekonomi dan rendahnya indeks pembangunan manusia.
Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla berupaya menyelesaikan tantangan-tantangan itu melalui rangkaian kebijakan.
Baca juga: 21 Mei 1998, Saat Soeharto Dijatuhkan Gerakan Reformasi...
Khusus dalam upaya pemberantasan korupsi, pemerintah berkomitmen memperkuat KPK secara kelembagaan, memperkuat regulasi pencegahan korupsi dan pembentukan Satuan Tugas Bersama Pemberantasan Pungutan Liar yang kini sudah berjalan efektif.
"Sementara untuk mengurangi kesenjangan dan meningkatkan indeks pembangunan manusia, pemerintah melakukan kebijakan subsidi untuk rakyat miskin dengan tepat sasaran lewat berbagai kartu jaminan sosial sampai kebijakan-kebijakan yang langsung menyasar masyarakat bawah," ujar Moeldoko.
"Kebijakan dan program pemerintah hari ini dilaksanakan dengan mengambil pelajaran terbaik yang dilakukan pemerintah sebelumnya dan melakukan terobosan serta inovasi yang diperlukan untuk memecahkan persoalan sesuai kebutuhan hari ini," lanjut dia.
Baca juga: Mengenang Puncak Kegalauan Soeharto Sebelum Memutuskan Mundur...
Tentu, mantan Panglima TNI itu mengaku, dalam pelaksanaan program dan kebijakan, pemerintah menemui berbagai tantangan.
"Terdapat sejumlah persoalan yang belum dapat terpecahkan mengingat kompleksnya persoalan, termasuk di antaranya perubahan sosial, politik, ekonomi dan teknologi yang berlangsung dalam 20 tahun terakhir," ujar Moeldoko.
Meski demikian, ia memastikan pemerintah akan tetap memikirkan persoalan tersebut.
"Setiap hari, saya merasakan dan turut mengambil bagian dalam upaya pemerintah melakukan reformasi, perubahan, perbaikan dan penyempurnaan, baik skala kecil atau sedang sampai besar. Semua dilakukan supaya cita-cita reformasi yang diamanatkan 20 tahun silam dapat dinikmati dan dirasakan rakyat Indonesia," ujar dia.
Baca juga: Patahnya Palu dan Firasat Harmoko Ihwal Kejatuhan Soeharto
Senin ini, reformasi genap berumur 20 tahun. Diawali pengunduran diri Soeharto sebagai Presiden, Indonesia mulai menata kehidupan berbangsa dan bernegara.
Salah satunya adalah mencabut Dwifungsi ABRI dan kesepakatan untuk menjalankan negara yang demokratis.