"Supaya sabit bulan cukup tebal bisa menghasilkan cahaya syafak. Dan ketinggian minimal tiga serajat supaya hilal itu bisa mengalahkan cahaya syafak," kata dia.
Menurut Thomas, kriteria itu sebenarnya sudah mampu mengakomodasi kriteria-kriteria yang diterapkan oleh sejumlah ormas Islam besar di Indonesia. Hingga tahun 2021, penetapan awal Ramadhan, Syawal dan Zulhijah berpotensi seragam, karena posisi bulan masih berada di bawah ufuk atau di atas dua derajat.
"Tapi pasca 2021, potensi perbedaan akan terjadi lagi ketika posisi bulan berada di kriteria berbeda. Di antara nol derajat kriterianya Muhammadiyah, dua derajat kriterianya NU, oleh karenanya kalau kriteria itu dipakai, paska 2021 kita mengalami perbedaan lagi," ujar dia.
Oleh karenanya, ia mendorong Kementerian Agama untuk mengupayakan Rekomendasi Jakarta bisa diterapkan. Dengan demikian, Indonesia dan negara Islam lainnya akan memiliki kalender Islam tunggal.
"Kita bisa memastikan kapan masuknya Ramadhan, Syawal dan Zulhijah dan Idul Adha. Yang rukyat tetap dilakukan, sidang isbat juga dilakukan. Kalau kriterianya sama hasilnya sama dengan yang tertulis di kalender. Tentu umat Islam diharapkan bersatu," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.