Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Posting Kerusuhan Mako Brimob di Medsos, Napi Teroris Diduga Rampas Ponsel Polisi

Kompas.com - 10/05/2018, 13:26 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal (Pol) Muhammad Iqbal menduga narapidana teroris di Markas Komando Brimob, Depok, merampas ponsel milik polisi.

Hal itu disampaikan Iqbal menjawab pertanyaan wartawan terkait beredarnya video narapidana terorisme yang sedang berada dalam kerusuhan di Mako Brimob.

"Diduga kan mereka merampas HP (hand phone) petugas," kata Iqbal saat ditemui di Mak Brimob, Depok, Jawa Barat, Kamis (10/5/2018).

Namun, ia mengatakan hal itu masih harus dipastikan oleh polisi. Saat ini, lanjut Iqbal, polisi tengah memeriksa tempat kejadian perkara (TKP) kerusuhan dan penyanderaan di Mako Brimob.

Baca juga : Mako Brimob Kelapa Dua Rusuh, Polisi Minta Masyarakat Tak Mudah Percaya Medsos

Ia memprediksi proses olah TKP akan berlangsung hingga malam ini. Selanjutnya, polisi akan mendalami lebih jauh hasil temuan di TKP dan akan menggelar konferensi pers kembali.

"Saat ini, langkah awal adalah pengolahan TKP sebagaimana kejadian kriminal biasa. Dari situ kami akan mendapat alat-alat bukti. Ada petunjuk, ada saksi, dan lain-lain," sambung Iqbal.

Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto, memastikan seluruh narapidana teroris yang sempat memberontak di Mako Brimob, Depok, sudah menyerah.

"Lengkap, 155 teroris menyerah kepada aparat kepolisian Republik Indonesia," kata Wiranto dalam jumpa pers di Mako Brimob, Depok, Kamis (10/5/2018).

Baca juga : Masyarakat Diimbau Tak Sebarkan Video Kerusuhan di Mako Brimob

Kompas TV Polisi telah mengendalikan situasi di dalam markas korps brimob kelapa dua.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com