Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dukungan Bersyarat KSPI yang Buat Prabowo Makin Mantap Jadi Capres...

Kompas.com - 02/05/2018, 08:32 WIB
Ihsanuddin,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sempat dikabarkan ragu untuk kembali maju sebagai calon presiden dalam Pilpres 2019. Meski mendapat dukungan penuh dari Partai Gerindra, Prabowo tak kunjung mendeklarasikan diri.

Acara Rapat Koordinasi Nasional Partai Gerindra 11 April lalu, yang menjadi ajang resmi menyatakan dukungan ke Prabowo bahkan digelar secara tertutup dari media.

Tidak heran, banyak pihak memandang Prabowo masih ragu untuk maju sebagai capres dan bisa saja hanya menjadi king maker dengan mengusung tokoh lain.

Bahkan, Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera Hidayat Nur Wahid menyebut Prabowo belum pasti mencalonkan diri kembali dalam Pilpres 2019 meski sudah menyatakan menerima mandat Partai Gerindra.

"Pak Prabowo belum menyatakan, 'Saya maju sebagai calon presiden'. Beliau mengatakan, 'Kalau diberi mandat saya siap'," ucap Hidayat, beberapa hari usai Rakornas Gerindra digelar.

Makin mantap

Namun, keraguan itu tak tampak saat Prabowo hadir dalam deklarasi dukungan buruh Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (1/5/2018).

Disambut sekitar 8.000 buruh yang memenuhi seisi gedung, Prabowo tampak mantap melangkahkan kakinya menuju ke atas panggung.

Prabowo yang mengenakan kemeja krem dan peci hitam menyalami beberapa buruh di barisan paling depan. Mantan Komandan Jenderal Kopassus itu bahkan meminjam slayer yang dikenakan buruh dan dikalungkan di lehernya.

Saat memulai pidatonya, Prabowo sempat menyinggung usianya yang sudah memasuki 67 tahun. Selain masalah logistik, faktor usia ini disebut-sebut menjadi salah satu penyebab keraguan Prabowo.

Baca: Dapat Dukungan Buruh KSPI, Prabowo Nyatakan Siap Maju Pilpres 2019

Prabowo pun mengakui usia yang tidak muda lagi itu, ia harusnya sudah pensiun dari dunia politik. Namun, niat itu ia urungkan karena melihat kondisi negara yang makin berjalan ke arah yang salah.

"Ternyata di saat saya harus pensiun, di saat saya harus istirahat, saya melihat negara saya berada dalam keadaan yang tidak adil dan tidak makmur," kata Prabowo.

Prabowo tak menjelaskan secara rinci apa yang ia maksud dengan tidak adil dan tidak makmur. Ia hanya kembali mengingatkan bahwa Indonesia sebenarnya adalah negara yang kaya. Namun, kekayaan Indonesia dirampok dan dicuri.

"Kita sudah saatnya bicara apa adanya, enggak usah ninabobokan rakyat Indonesia. Rakyat Indonesia tidak mau dibohongi terus-menerus," kata dia.

Baca: Prabowo: Kekayaan Indonesia Dicuri, Jangan Ada Lagi "Ninabobokan" Rakyat

Oleh karena itu, Prabowo mengaku tergerak untuk mengubah nasib Indonesia. Dukungan dari para buruh membuat niat Prabowo tersebut semakin mantap. Bahkan, semangat yang digelorakan para buruh membuat Prabowo merasa lebih muda.

"Saya hari ini tidak merasa usia saya 67 tahun. Saya hari ini dengan kekuatan kalian, saya akan maju, saya akan berjuang, dan saya tidak ragu-ragu dan saya tidak gentar. Kalau mandat kita rebut, kekayaan Indonesia akan kembali ke rakyat Indonesia," kata Prabowo.

Saat dikonfirmasi wartawan apakah pernyataan "saya akan maju" yang disampaikan Prabowo di atas panggung adalah maju sebagai calon presiden, ia membenarkan.

"Iya siap maju, siap maju," kata dia.

Sementara saat ditanya kapan ia akan mendeklarasikan diri, Prabowo menyebut hal itu sudah dilakukan dalam Rakornas Gerindra 11 April lalu, yang digelar di kediamannya.

"Kan sudah (deklarasi). Enggak pernah dengar ya? Lu ke mana saja selama ini?" kata dia.

Baca juga: Prabowo: Saat Saya Harus Istirahat, Negara Saya dalam Keadaan Tidak Adil

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Nasional
Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Nasional
Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Nasional
KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Nasional
195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

Nasional
Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Nasional
Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Nasional
Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Nasional
Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Nasional
Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Nasional
PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

Nasional
Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com