Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei "Kompas": Gatot dan Anies Teratas Jadi Cawapres bagi Prabowo

Kompas.com - 24/04/2018, 07:16 WIB
Ihsanuddin,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Survei Litbang Kompas menunjukkan, mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo paling banyak dipilih responden untuk menjadi calon wakil presiden mendampingi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dalam Pilpres 2019.

Gatot yang baru pensiun dari militer pada pengujung Maret 2018 itu dipilih 8,3 persen responden.

Di bawah Gatot, ada nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Anies yang diusung Prabowo maju di Pilkada DKI itu mendapatkan 6,8 persen responden.

(Baca juga : Survei Kompas: JK dan Prabowo Teratas Jadi Cawapres Jokowi)

Ada juga Ketua Komando Satuan Tugas Bersama Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono. Putra sulung SBY itu mendapat suara 3,9 persen responden.

"Bersandarkan hasil survei, praktis sosok Gatot Nurmantyo, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono berpeluang," kata peneliti Litbang Kompas, Bestian Nainggolan, seperti dikutip harian Kompas, Selasa (24/4/2018).

Dari sisi popularitas, kata Bestian, ketiga sosok tersebut relatif tinggi.

Sekalipun dari sisi elektabilitas ketiganya relatif kecil, setiap sosok punya barisan pendukung.

(Baca juga : Survei Kompas: Pemilih Jokowi Terbelah Tanggapi Duet Jokowi-Prabowo)

Namun, dari ketiga sosok itu, tidak semua punya karakter pendukung yang berbeda dengan Prabowo.

"Kecuali Agus Harimurti Yudhoyono, sosok lainnya punya potensi dukungan yang lebih mirip dengan karakteristik pendukung Prabowo," katanya.

Litbang Kompas Infografik Elektabilitas Calon Wakil Presiden
Selanjutnya, ada juga sosok yang sebelumnya dianggap layak sebagai calon wakil Jokowi, seperti Jusuf Kalla (3,0 persen) serta para menteri, seperti Wiranto (4,5 persen), Susi Pudjiastuti (2,5 persen), dan Sri Mulyani (1,9 persen).

Baca juga: Anies Tak Mau Berandai-andai soal Peluangnya Jadi Cawapres Prabowo

"Namun, di mata responden pendukung Prabowo, sosok-sosok yang saat ini berkiprah di pemerintahan Jokowi relatif lebih banyak mendapat penolakan ketimbang dukungan jika berpasangan dengan Prabowo," ucapnya.

Selain nama-nama yang sudah disebutkan di atas, ada juga nama lain, seperti Mahfud MD (2,4 persen), TGB Zainul Majdi (2,2 persen), Tri Rismaharini (1,5 persen), dan tokoh lainnya (14,4 persen).

Responden yang tidak menjawab 39 persen.

Bestian mengatakan, siapa pun cawapres yang dipilih Prabowo harus bisa mendongkrak elektabilitas mantan Danjen Kopassus itu.

Sebab, elektabilitas Prabowo dan Jokowi masih terpaut cukup signifikan. Survei yang dirilis sehari sebelumnya menunjukkan, elektabilitas Prabowo turun ke angka 14,1 persen, sementara Jokowi 55,9 Persen.

"Guna mengatasi ketertinggalan elektabilitas capres, sosok cawapres harus ditopang pendukung yang signifikan. Karakter barisan pendukung cawapres ini juga mesti berbeda dengan pendukung capres pasangannya," kata Bestian.

Survei tatap muka ini dilakukan kepada 1.200 responden secara periodik oleh Litbang Kompas pada 21 Maret-1 April 2018.

Populasi survei warga Indonesia berusia di atas 17 tahun. Responden dipilih secara acak bertingkat di 32 provinsi Indonesia dan jumlahnya ditentukan secara proporsional.

Tingkat kepercayaan survei ini 95 persen, margin of error plus minus 2,8 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.

Kompas TV Amien Rais mengaku mendapat masukan agar mencarikan sosok cawapres bagi Prabowo yang mampu menggaet hati generasi milenial.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com