JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno mewajari adanya peningkatan elektabilitas Presiden Joko Widodo berdasarkan survei Litbang Kompas, lantaran kerja nyata yang dihasilkan.
Dalam survei tersebut, elektabilitas Jokowi mencapai 55,9 persen. Sedangkan elektabilitas Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto hanya 14,1 persen.
"Sebagai incumbent (petahana) juga telah membuktikan diri bekerja keras dan efektif. Sementara yang lain masih tahap calon-calon indikatif dan nominatif. Belum mengkristal," kata Hendrawan Supratikno, melalui pesan singkat, Senin (23/4/2018).
Ia menambahkan, saat ini Jokowi satu-satunya bakal calon presiden yang hampir pasti maju. Saat ini, Jokowi hanya tinggal menentukan calon wakil presiden (cawapres) pendampingnya
(Baca juga: Survei "Kompas": Kepuasan Masyarakat Jadi Kunci Keterpilihan Jokowi)
Karena itu, lanjut Hendrawan, pemilihan sosok cawapres pendamping Jokowi akan memengaruhi elektabilitas Jokowi ke depan. Selain itu, lawan Jokowi juga akan menentukan elektabilitas mantan wali kota Solo tersebut.
"Jadi pergeseran angka di masa depan tergantung dari kejelasan siapa akan masuk kontestasi pada pilpres dengan mengantongi dukungan efektif dari gabungan parpol, siapa cawapresnya, dan dinamika politik pasca-pilkada serentak akhir Juni nanti," kata Hendrawan.
Survei Litbang Kompas menunjukkan elektabilitas Presiden Joko Widodo mengalami kenaikan. Sementara elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang menjadi penantang terkuat petahana justru mengalami penurunan.
Dikutip dari Kompas, Senin (23/4/2018), responden yang memilih Jokowi apabila pilpres digelar saat ini mencapai 55,9 persen. Angka itu meningkat dibandingkan dengan enam bulan sebelumnya, elektabilitas Jokowi masih 46,3 persen.
(Baca juga: Survei "Kompas": Jokowi Terganjal Masalah Harga Kebutuhan Pokok dan Lapangan Pekerjaan)
Sementara itu, potensi keterpilihan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto 14,1 persen, turun dari hasil survei enam bulan lalu yang merekam angka 18,2 persen.
Survei ini dilakukan pada 21 Maret-1 April 2018 sebelum Prabowo menyatakan kesiapannya maju sebagai calon presiden di Rakornas Partai Gerindra, 11 April lalu.
Naiknya elektabilitas Jokowi dan turunnya potensi keterpilihan tokoh-tokoh penantangnya bisa dijelaskan dari dua sisi. Pertama, naiknya kepuasan terhadap kinerja pemerintahan Jokowi. Kedua, masih kaburnya kepastian calon penantangnya untuk maju dalam Pemilu 2019.
Survei tatap muka ini dilakukan kepada 1.200 responden secara periodik oleh Litbang Kompas pada 21 Maret-1 April 2018.
Populasi survei warga Indonesia berusia di atas 17 tahun. Reponden dipilih secara acak bertingkat di 32 provinsi Indonesia dan jumlahnya ditentukan secara proporsional.
Tingkat kepercayaan survei ini 95 persen, margin of error plus minus 2,8 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.