Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

TNI-AU Tersisih dari Halim Perdanakusuma

Kompas.com - 13/04/2018, 12:37 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Penerbangan nasional kini menghadapi banyak masalah serius yang harus segera ditangani dengan cara yang komprehensif dan menyeluruh.

Masalah penerbangan nasional harus benar-benar diselesaikan secara berimbang, karena penerbangan di negeri ini tidaklah hanya terdiri dari penerbangan sipil komersial belaka.

Banyak penerbangan lainnya yang berkait dengan kepentingan negara. Antara lain kegiatan operasi penerbangan yang berkait persoaalan Pertahanan Kemanan Negara.

Sekedar contoh sederhana saja adalah seperti yang dimuat di kompas.com beberapa waktu yang lalu, sebagai berikut ini :

"Problem utama di Soekarno-Hatta adalah over capacity (melampaui kapasitas). Karena kondisi sekarang itu, Terminal 1 dan 2 dibangun dan beroperasi dari tahun 1987. Dengan desain penumpang per tahun 18 juta orang, ditambah Terminal 3 yang kapasitasnya 4 juta orang, jadi idealnya penumpang per tahun 22 juta orang. Sekarang, jumlah penumpang per tahun sudah mendekati angka 60 juta orang," kata Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sudaryatmo, Rabu (22/7/2015).

Baca juga : YLKI: Bandara Soekarno-Hatta Over Capacity, Bandara Baru Harus Dipertimbangkan

Sudaryatmo menjelaskan, saat kondisi normal, jumlah penumpang di Bandara Soekarno-Hatta dipastikan sudah melebihi kapasitas terminal, apalagi ketika penumpang ramai, seperti saat hari raya Lebaran, Natal, dan Tahun Baru.

Seperti kita ketahui bersama kemudian, solusi yang dilakukan untuk hal di atas adalah dengan memindahkan kelebihan slot penerbangan ke Pangkalan Udara Halim dengan judul “Optimalisasi Lanud Halim”.

Tidak hanya sekedar memindahkan kelebihan di Cengkareng, yang terjadi justru penambahan slot penerbangan di Halim sehingga terus meningkat dari hari ke hari.

Dampak runway Bandara Halim Perdanakusuma pada Senin (30/10/2017) malam mati. Suasana di Bandara Soekarno Hatta, para penumpang Batik Air yang seharusnya berangkat dari Bandara Halim Peranakusuma, dialihkan ke Bandara Soekarno Hatta, Selasa (31/10/2017) pagi.  Foto: Andy BudimanAndy Budiman Dampak runway Bandara Halim Perdanakusuma pada Senin (30/10/2017) malam mati. Suasana di Bandara Soekarno Hatta, para penumpang Batik Air yang seharusnya berangkat dari Bandara Halim Peranakusuma, dialihkan ke Bandara Soekarno Hatta, Selasa (31/10/2017) pagi. Foto: Andy Budiman
Pada awal pemindahan telah disepakati untuk menggunakan Pangkalan Udara Halim sebagai sarana penerbangan sipil komersial dengan menyelenggarakan 70 slot penerbangan setiap harinya.

Namun apa yang terjadi adalah sungguh diluar dugaan, karena ternyata banyak sekali penumpang yang lebih memilih berangkat dan datang di Halim dibandingkan bersusah payah ke Cengkareng.

Karena itu, slot penerbangan pun terus bertambah dengan pertimbangan keuntungan sesaat secara komersial belaka.

Konon belakangan ini slot penerbangan sipil komersial di Halim sudah mencapai lebih dari 120 slot penerbangan setiap harinya dan berada dalam perencanaan untuk menambah lagi slot penerbangan yang sudah antri dalam “waiting list” di Halim.

Dapat dibayangkan bagaimana kabarnya para anggota Angkatan Udara yang ber home-base di Lanud Halim.

Mereka terdiri dari beberapa skadron angkut taktis, angkut strategis dan skadron VIP untuk melakukan kegiatan penerbangan hariannya (terbang latihan dan terbang operasi) di kawasan Pangkalan Udara yang hanya memiliki 1 saja Runway dengan tanpa dilengkapi Taxi-way plus ruang parkir pesawat yang sangat sempit dan sudah digunakan oleh penerbangan sipil komersial dengan lebih dari 120 slot penerbangan dalam sehari.

Tersisih di rumah sendiri

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com