Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saya Sering Sebut Gerindra Ini Prabowo Fans Club..."

Kompas.com - 12/04/2018, 18:08 WIB
Kristian Erdianto,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya menilai bahwa Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto belum bisa dipastikan akan maju sebagai calon presiden pada pemilihan presiden (pilpres) walaupun telah menerima mandat dari seluruh kadernya.

Pemberian mandat itu dilakukan saat Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Partai Gerindra di kediaman Prabowo, Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Rabu (11/4/2018).

Meski demikian, Yunarto melihat pemberian mandat tersebut sebagai langkah yang tepat bagi Gerindra untuk meningkatkan elektabilitasnya dalam pemilu legislatif (pileg).

Menurut Yunarto, ini mengingat Partai Gerindra sangat menggantungkan posisi elektoralnya kepada sosok Prabowo.

"Gerindra ini kan partai yang sangat menggantungkan posisi elektoralnya pada sosok Prabowo," ujar Yunarto saat dihubungi, Kamis (12/4/2018).

"Saya sering sebut ini (Gerindra) sebagai Prabowo Fans Club, dan seketika faktor magnet elektoral ini kemudian menjadi variabel yang tidak pasti, otomatis Gerindra juga bisa turun suaranya," kata Yunarto.

(Baca juga: Prabowo Tak Maju Pilpres 2019 Dinilai Bisa Rugikan Gerindra)

Menurut Yunarto, jika Prabowo tidak memberikan sinyal atau ikrar akan maju sebagai capres, maka Partai Gerindra berpotensi kehilangan pemilih.

Selain itu, konsolidasi di internal partai juga akan menjadi tidak menentu.

Yunarto melihat apa yang diupayakan oleh Partai Gerindra melalui rakornas adalah untuk menjaga elektabilitas partai dan menjaga para pemilih Prabowo tetap memberikan dukungan.

Mengingat, belakangan Prabowo diisukan gamang untuk menyatakan maju pada Pilpres 2019.

"Jadi menurut saya apa yang dilakukan di rakornas itu hanya sebatas untuk menguatkan kembali konsolidasi internal, untuk mengembalikan pemilih Gerindra yang mungkin juga terbawa suasana gamang dalam perkembangan isu terakhir," ucap Yunarto.

(Baca juga: Airlangga Yakin Jokowi Menang Lebih Besar Lawan Prabowo Dibandingkan 2014)

Di sisi lain, Yunarto berpandangan bahwa Prabowo tengah melakukan proses "test the waters" atau menguji respons publik, sebelum benar-benar memutuskan maju sebagai capres.

Dengan memberi sinyal, Prabowo ingin melihat sejauh apa elektabilitasnya akan meningkat.

"Ini menurut saya proses testing the water ketika Prabowo menyatakan maju, dia ingin uji juga di survei, seberapa besar pengaruhnya dalam mendongkrak elektabilitasnya," kata Yunarto.

Sebelumnya, Prabowo Subianto menyatakan kesiapannya saat diberi mandat oleh partainya untuk mencalonkan diri sebagai presiden pada Pilpres 2019.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com