JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya menilai bahwa Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto belum bisa dipastikan akan maju sebagai calon presiden pada pemilihan presiden (pilpres) walaupun telah menerima mandat dari seluruh kadernya.
Pemberian mandat itu dilakukan saat Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Partai Gerindra di kediaman Prabowo, Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Rabu (11/4/2018).
Meski demikian, Yunarto melihat pemberian mandat tersebut sebagai langkah yang tepat bagi Gerindra untuk meningkatkan elektabilitasnya dalam pemilu legislatif (pileg).
Menurut Yunarto, ini mengingat Partai Gerindra sangat menggantungkan posisi elektoralnya kepada sosok Prabowo.
"Gerindra ini kan partai yang sangat menggantungkan posisi elektoralnya pada sosok Prabowo," ujar Yunarto saat dihubungi, Kamis (12/4/2018).
"Saya sering sebut ini (Gerindra) sebagai Prabowo Fans Club, dan seketika faktor magnet elektoral ini kemudian menjadi variabel yang tidak pasti, otomatis Gerindra juga bisa turun suaranya," kata Yunarto.
(Baca juga: Prabowo Tak Maju Pilpres 2019 Dinilai Bisa Rugikan Gerindra)
Menurut Yunarto, jika Prabowo tidak memberikan sinyal atau ikrar akan maju sebagai capres, maka Partai Gerindra berpotensi kehilangan pemilih.
Selain itu, konsolidasi di internal partai juga akan menjadi tidak menentu.
Yunarto melihat apa yang diupayakan oleh Partai Gerindra melalui rakornas adalah untuk menjaga elektabilitas partai dan menjaga para pemilih Prabowo tetap memberikan dukungan.
Mengingat, belakangan Prabowo diisukan gamang untuk menyatakan maju pada Pilpres 2019.
"Jadi menurut saya apa yang dilakukan di rakornas itu hanya sebatas untuk menguatkan kembali konsolidasi internal, untuk mengembalikan pemilih Gerindra yang mungkin juga terbawa suasana gamang dalam perkembangan isu terakhir," ucap Yunarto.
(Baca juga: Airlangga Yakin Jokowi Menang Lebih Besar Lawan Prabowo Dibandingkan 2014)
Di sisi lain, Yunarto berpandangan bahwa Prabowo tengah melakukan proses "test the waters" atau menguji respons publik, sebelum benar-benar memutuskan maju sebagai capres.
Dengan memberi sinyal, Prabowo ingin melihat sejauh apa elektabilitasnya akan meningkat.
"Ini menurut saya proses testing the water ketika Prabowo menyatakan maju, dia ingin uji juga di survei, seberapa besar pengaruhnya dalam mendongkrak elektabilitasnya," kata Yunarto.
Sebelumnya, Prabowo Subianto menyatakan kesiapannya saat diberi mandat oleh partainya untuk mencalonkan diri sebagai presiden pada Pilpres 2019.
Mandat tersebut diberikan Gerindra kepada Prabowo dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Gerindra yang berlangsung di rumahnya di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Rabu (11/4/2018).
"Prabowo Subianto menegaskan menerima mandat tersebut dan akan segera bergerak membangun koalisi pilpres. Prabowo memerintahkan seluruh kader turun bersama rakyat. Siang dan malam berjuang dengan rakyat," kata Sekjen Gerindra Ahmad Muzani melalui keterangan tertulis, Rabu (11/4/2018).
(Baca juga: Prabowo Dinilai Perlu Cawapres yang Mampu Mencuri Suara Jokowi)
Muzani menyatakan, sebanyak 34 ketua dewan pimpinan daerah (DPD) tingkat provinsi Partai Gerindra dan 529 ketua dewan pimpinan cabang (DPC) tingkat kabupaten menginginkan Prabowo maju sebagai capres.
Selain itu, dukungan juga datang dari 2.785 anggota DPRD kabupaten/kota dan 251 anggota DPRD tingkat provinsi, serta 73 anggota DPR asal Partai Gerindra.
Sementara itu, dalam pidato pembukaan rakornas, Prabowo menyatakan kesiapannya untuk maju sebagai capres jika diberi mandat partainya.
Ia menyatakan, dirinya pemegang mandat seluruh kader Partai Gerindra di Indonesia.