Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelak Tawa Saat Ketum Golkar Diminta Gemakan Salam Kebesaran PDI-P...

Kompas.com - 08/04/2018, 13:40 WIB
Yoga Sukmana,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kehadiran Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto di acara Rapat Koordinasi Bidang Nasional III Kemaritiman PDI Perjuangan diisi gelak tawa.

Hal itu terjadi saat Airlangga dipersilahkan berbicara dalam kapasitasnya sebagai Menteri Perindustrian. Ia pun menyapa para kader PDI-P dengan salam khas partai berlambang banteng tersebut.

"Merdeka!" kata Airlangga yang disambut salam serupa oleh kader PDI-P di Kantor DPP PDI-P, Lenteng Agung, Jakarta Selatan (8/4/2018).

Setelah itu, keadaan hening beberapa saat. Tiba-tiba dari arah belakang tempat duduk peserta rakor, muncul teriakan yang meminta Airlangga mengulangi salam tersebut.

Sebab, biasanya salam tersebut disampaikan sebanyak tiga kali dalam setiap acara PDI-P.

(Baca juga: Kader PDI-P: Kami "Matching" Banget dengan Golkar)

Mendengar ada permintaan itu, Airlangga pun menyanggupinya. Ia lantas menyampaikan salam merdeka sebanyak tiga kali.

Para kader PDI-P pun lantas menyambut salam itu dengan salam yang sama. 

Namun, kejadian lucu terjadi, ketika salam itu sepertinya sudah selesai. Ini disebabkan Airlangga tiba-tiba menyampaikan salam merdeka sekali lagi.

"Saya tambah satu kali jadi empat," kata Airlangga, yang membuat para kader PDI-P tertawa.

Para kader PDI-P sadar bahwa tambahan satu salam merdeka itu menyesuaikan dengan nomor urut Partai Golkar dalam Pemilu 2019, yaitu nomor urut 4.

Di tempat yang sama, Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto mengungkapkan, ada kedekatan antara Partai Golkar dan PDI-P.

Hal itu mengacu kepada nomor urut pemilu kedua partai. PDI-P, tutur dia, dapat nomor urut 3, yang dalam Pancasila berarti Persatuan Indonesia. Adapun, sila ketiga Pancasila memiliki lambang pohon beringin, yang merupakan lambang Partai Golkar.

Sementara itu, Partai Golkar mendapatkan nomor urut 4. Dalam sila keempat Pancasila itu, terdapat lambang kepala banteng yang juga lambang PDI-P.

Kompas TV Menurut Airlangga, pertemuan kedua tokoh itu wajar. Sementara, Luhut menolak berkomentar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com