Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dewan Pers Koordinasi dengan KPI Awasi Konten Siaran Jelang Pemilu 2019

Kompas.com - 27/02/2018, 11:54 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Pers berkoordinasi dengan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk mengawasi seluruh produk pemberitaan di televisi menjelang Pemilihan Umum 2019.

Ketua Dewan Pers Yosep Stanley Adi Prasetyo mengatakan koordinasi ini untuk mencegah adanya tumpang tindih aturan yang bisa dimanfaatkan lembaga penyiaran televisi untuk kepentingan politik tertentu.

"Kenapa? Karena di masa lalu kalau ada media mendapat teguran dari KPI ngadunya ke Dewan Pers bahwa kemerdekaan pers telah diintervensi," ujar Stanley di sela-sela kegiatan Sosialisasi Pengaturan Kampanye Pemilu 2019 Berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2017 tentang Pemilu di Sari Pan Pacific Jakarta, Senin (26/2/2018)

Stanley menegaskan bahwa tidak boleh ada pembatasan terhadap pemberitaan, karena telah dijamin oleh Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers. Namun, yang menjadi masalah saat ini adalah adanya pemberitaan yang ditulis media tidak resmi.

Baca juga : Pemilu 2019, Dewan Pers Minta Media Jaga Independesi

"Kita punya pengalaman dengan publicnews.com juga bukan media, media jadi-jadian. Alamatnya ada di Depok, rumah kosong. Rumah itu terlantar. Orangnya ditangkap di Mojokerto, aneh lagi," ungkap dia.

Persoalan lainnya, kata Stanley, adanya iklan yang kerapkali dikemas secara terselubung dalam bentuk pemberitaan. Ia menganggap jika iklan dan berita bercampur aduk, maka akan masuk dalam pelanggaran pagar api (firewall). Oleh karena itu, seluruh lembaga pers harus bersikap tegas dalam menentukan iklan politik dan pemberitaan politik.

"Karena dalam peraturan firewall, kalau iklan ya di halaman iklan, kemudian font-nya dibedakan, dituliskan adv, iklan, seremonia dan macam-macam," ujar Stanley.

Baca juga : Peserta Pemilu Boleh Kampanye di Media Massa Hanya 21 Hari

Komisioner KPI Hardly Stefano juga menyatakan dukungannya terhadap KPU dan Bawaslu untuk menyukseskan Pemilu 2019. Jika ada temuan potensi pelanggaran, diharapkan masing-masing objek regulator ditindak tegas.

"Kepada peserta pemilu harus diberi tindak tegas, tidak hanya lembaga penyiarannya," ujar Hardly.

Hardly meminta seluruh lembaga penyiaran televisi berlaku adil dan proporsional dalam pemberitaan, tidak memihak, dilarang memperoleh pembiayaan dari peserta dalam bentuk apapun dan tunduk pada regulasi lembaga yang berwenang.

Kompas TV Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menggelar mediasi antara Komisi Pemilihan Umum dan Partai Bulan Bintang di Kantor Bawaslu, Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] TWK KPK Diduga untuk Gagalkan Penangkapan Harun Masiku | Yusril Bantah Copot Afriansyah Noor

[POPULER NASIONAL] TWK KPK Diduga untuk Gagalkan Penangkapan Harun Masiku | Yusril Bantah Copot Afriansyah Noor

Nasional
Idul Adha 2024, Ma'ruf Amin Ajak Umat Islam Tingkatkan Kepedulian Sosial dan Saling Bantu

Idul Adha 2024, Ma'ruf Amin Ajak Umat Islam Tingkatkan Kepedulian Sosial dan Saling Bantu

Nasional
Jokowi, Megawati, hingga Prabowo Sumbang Hewan Kurban ke Masjid Istiqlal

Jokowi, Megawati, hingga Prabowo Sumbang Hewan Kurban ke Masjid Istiqlal

Nasional
KIM Disebut Setuju Usung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta, Golkar: Lihat Perkembangan Elektabilitasnya

KIM Disebut Setuju Usung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta, Golkar: Lihat Perkembangan Elektabilitasnya

Nasional
Isu Perombakan Kabinet Jokowi, Sandiaga: Saya Siap Di-'reshuffle' Kapan Pun

Isu Perombakan Kabinet Jokowi, Sandiaga: Saya Siap Di-"reshuffle" Kapan Pun

Nasional
Hadiri Lion Dance Exhibition, Zita Anjani Senang Barongsai Bertahan dan Lestari di Ibu Kota

Hadiri Lion Dance Exhibition, Zita Anjani Senang Barongsai Bertahan dan Lestari di Ibu Kota

Nasional
Timwas Haji DPR Ajak Masyarakat Doakan Keselamatan Jemaah Haji dan Perdamaian Palestina

Timwas Haji DPR Ajak Masyarakat Doakan Keselamatan Jemaah Haji dan Perdamaian Palestina

Nasional
5 Perbaikan Layanan Haji 2024 untuk Jemaah Indonesia: 'Fast Track' hingga Fasilitas buat Lansia

5 Perbaikan Layanan Haji 2024 untuk Jemaah Indonesia: "Fast Track" hingga Fasilitas buat Lansia

Nasional
Timwas Haji DPR Ingatkan Panitia di Arab Saudi untuk Selalu Awasi Pergerakan Jemaah

Timwas Haji DPR Ingatkan Panitia di Arab Saudi untuk Selalu Awasi Pergerakan Jemaah

Nasional
Safenet Nilai Pemblokiran X/Twitter Bukan Solusi Hentikan Konten Pornografi

Safenet Nilai Pemblokiran X/Twitter Bukan Solusi Hentikan Konten Pornografi

Nasional
Pastikan Keamanan Pasokan Energi, Komut dan Dirut Pertamina Turun Langsung Cek Kesiapan di Lapangan

Pastikan Keamanan Pasokan Energi, Komut dan Dirut Pertamina Turun Langsung Cek Kesiapan di Lapangan

Nasional
Bersikeras Usung Ridwan Kamil di Jawa Barat, Golkar: Di Jakarta Surveinya Justru Nomor 3

Bersikeras Usung Ridwan Kamil di Jawa Barat, Golkar: Di Jakarta Surveinya Justru Nomor 3

Nasional
Soal Tawaran Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Sandiaga: Lebih Berhak Pihak yang Berkeringat

Soal Tawaran Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Sandiaga: Lebih Berhak Pihak yang Berkeringat

Nasional
PPP Tak Lolos Parlemen, Sandiaga: Saya Sudah Dievaluasi

PPP Tak Lolos Parlemen, Sandiaga: Saya Sudah Dievaluasi

Nasional
Respons Menko PMK, Komisi VIII DPR: Memberi Bansos Tidak Hentikan Kebiasaan Berjudi

Respons Menko PMK, Komisi VIII DPR: Memberi Bansos Tidak Hentikan Kebiasaan Berjudi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com