Sementara itu, cawapres dari kalangan militer dinilai dibutuhkan untuk menjalin relasi dengan gerbong tentara lantaran memiliki pengaruh besar dalam perpolitikan Indonesia. Sedangkan cawapres muda dibutuhkan untuk menarik para pemilih muda yang mencapai 39 persen di Pemilu 2019.
"Soal kemampuan pengelolaan ekonomi. Ini penting untuk menjaga keberhasilan dan kinerja Jokowi di bidang ekonomi," kata Qodari saat dihubungi, Jumat (23/2/2018).
Selain itu, lanjut Qodari, yang tak kalah penting ialah pertimbangan bagi Jokowi dalam memilih cawapres atas dasar kewilayahan. Hal itu tutur Qodari, menjadi salah satu pertimbangan utama Jokowi dalam memilih Jusuf Kalla sebagai pendampingnya.
Ia menyatakan faktor ketokohan Jusuf Kalla di Indonesia bagian timur cukup efektif untuk mendukung keterpilihan Jokowi di Pemilu 2014. Karena itu, Jokowi disarankan memilih cawapres yang berasal dari luar Jawa.
"Kalau sama Pak JK (Jusuf Kalla) lagi kan secara aturan tidak memungkinkan, nanti bisa dengan yang lain," lanjut dia.
Namun, lanjut Qodari, bisa jadi Jokowi lebih mempertimbangkan faktor internal ketimbang kelima faktor eksternal yang terukur tadi yakni kecocokannya secara pribadi dengan pendampingnya nanti.
Kecocokan itu meliputi aspek psikologis dan kemampuan cawapres untuk mendampingi kinerja Jokowi di lapangan yang sangat dinamis. Sebab, kata Qodari, jika cawapres tak bisa mengimbangi irama kerja Jokowi maka akan sulit dipilih.
"Hal itu yang harus ditanyakan ke Pak Jokowi," lanjut dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.