Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Operasi Mata Novel Baswedan Akan Libatkan Dokter dari Inggris

Kompas.com - 06/02/2018, 22:17 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan akan kembali menjalani operasi mata di Singapura.

Operasi ini merupakan kelanjutan dari tindakan operasi sebelumnya yang dilakukan pada bagian mata kiri Novel.

"Jadi ada rencana pekan depan akan dilakukan operasi tambahan. Operasi ini dengan mendatangkan dokter ahli dari Inggris," ujar Kepala Biro Humas KPK Yuyuk Andriati di Gedung KPK Jakarta, Selasa (6/2/2018).

Menurut Yuyuk, dalam operasi sebelumnya ada perlambatan pertumbuhan jaringan di selaput mata kiri Novel. Jaringan tersebut sebelumnya diambil dari gusi Novel.

Adapun, operasi yang akan dilakukan berikutnya bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan jaringan yang ada di selaput mata kiri Novel.

"Jadi mohon doa, semoga operasi minggu depan bisa berjalan lancar dan mempercepat kesembuhan untuk Novel Baswedan," kata Yuyuk.

(Baca juga: Ada Maladministrasi di Kasus Saksi Novel Baswedan, Ini Penjelasan Polisi)

Wajah Novel disiram air keras oleh orang tak dikenal seusai menjalankan shalat subuh di masjid dekat kediamannya, pada 11 April 2017 lalu.

Luka parah pada kedua mata Novel akibat siraman air keras tak cukup ditangani di Indonesia. Sejak 12 April 2017, Novel mendapatkan perawatan mata di sebuah rumah sakit di Singapura.

 

Operasi kornea

Diberitakan, penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan akan kembali menjalani operasi penanaman kornea artifisial pada Februari 2018.

Beberapa waktu lalu, Novel Baswedan sukses melakukan operasi penanaman selaput mata di mata sebelah kiri yang rusak karena siraman air keras.

"Insya Allah dia akan melakukan proses operasi berikutnya itu sekitar tanggal 1 Februari 2018. Itu jadwal yang sudah ditentukan dokter," kata anggota tim kuasa hukum Novel Baswedan, Dahnil Anzar Simanjuntak di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, Rabu (27/12/2017).

(Baca juga: Ada Operasi Lanjutan, Novel Baswedan Belum Bisa Pulang hingga 2018)

Meski demikian, jadwal operasi Novel masih bisa berubah tergantung perkembangan kesehatannya pasca-operasi selaput mata.

"Tapi belum tahu apakah kemudian memang benar akan 1 Februari (operasi) atau bisa lebih cepat atau bisa lebih lambat. Karena tergantung dari pertumbuhan selaput itu apakah positif atau tidak," ujar Dahnil.

Jika semua berjalan lancar dan kondisi kesehatan mantan Kepala Satuan Reskrim Polres Bengkulu itu terus membaik, maka Novel bisa segera pulang ke Tanah Air.

"Kalau itu juga berjalan lancar, maka Maret 2018 Novel bisa kembali," ujar Ketua PP Pemuda Muhammadiyah itu.

Wajah Novel Baswedan disiram air keras seusai menunaikan shalat subuh berjemaah di Masjid Al Ikhsan, Jalan Deposito RT 03/10, Kelapa Gading, Jakarta Utara pada 11 April 2017.

Seusai mendapat serangan secara fisik, Novel dilarikan ke Rumah Sakit Mitra Kelapa Gading, Jakarta Utara. Sore harinya, Novel dirujuk ke Jakarta Eye Center.

Kompas TV Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak, memenuhi panggilan Polda Metro Jaya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Jokowi dan PDI-P, Projo: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Projo: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com