JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta mengatakan, semestinya "kartu kuning" yang diacungkan ketua BEM UI kepada Presiden Joko Widodo tak perlu ditanggapi serius.
Menurut dia, aksi mahasiswa tersebut merupakan ekspresi anak muda yang kritis menghadapi masalah negara.
"Itu anak muda mahasiswa sedang mengekspresikan kegalauannya. Itu biasa saja," ujar Anis saat ditemui di Jakarta, Sabtu (3/2/2018).
Anis mengatakan, ekspresi tersebut bisa keluar karena merasakan sesuatu atas permasalahan bangsa. Ia tak memungkiri bahwa pemerintah saat ini patut diberi kartu kuning sebagai peringatan.
"Faktanya memang suasananya begitu," kata Anis.
Baca juga : Kartu Kuning Juga Dinilai sebagai Peringatan bagi Elektabilitas Jokowi
Anis mengatakan, tindakan ketua BEM UI tersebut mewakili keresahan masyarakat saat ini. Kartu kuning, kata dia, bukan berarti ingin mendepak pemerintah yang berkuasa. Hanya saja untuk memperingatkan bahwa ada masalah di tingkat bawah yang harus diselesaikan.
"Mahasiswa ini anak muda yang memahami baik denyut nadi rakyat Indonesia. Oleh karena itu dia mengekspresikannya," kata Anis.
Sebelumnya, Ketua BEM UI Zaadat Taqwa mengacungkan buku berwarna kuning usai Presiden Jokowi menyampaikan pidato mengenai perkembangan global serta tantangan yang harus dipenuhi lembaga pendidikan. Peristiwa itu terjadi di Balairiung UI, Depok, Jumat (2/2/2018) pagi, saat Jokowi menghadiri Dies Natalis ke-68 UI.
Tak lama berselang, Paspampres menghampirinya dan memintanya untuk tidak melakukan aksinya itu.
Baca juga : Setelah Kartu Kuning Ketua BEM UI, Fahri Hamzah Keluarkan Kartu Merah
Namun, mahasiswa itu menolak. Paspampres kemudian membawa Zaadat keluar dari Balairiung.