Kehangatan juga terasa saat keduanya melaksanakan pertemuan empat mata alias tete a tete dan pertemuan bilateral bersama masing-masing delegasi. Tawa dan canda menghiasi pertemuan itu.
Baca juga: Hangatnya Pertemuan Presiden Afghanistan dengan Jokowi, Beberapa Jam Setelah Ledakan
Sebagai tanda persahabatan, Presiden Jokowi dan Presiden Ghani bertukar penutup kepala seusai rangkaian pertemuan bilateral. Setelah pertemuan bilateral, Jokowi dan Ghani berjalan kaki menuju masjid kompleks Istana Arg untuk menunaikan shalat Dzuhur berjemaah. Presiden Jokowi didaulat sebagai imam.
Sebelum shalat dimulai, kedua kepala negara bertukar ikat kepala. Jokowi menerima longi, topi panjang yang ujungnya menjuntai sampai 7 meter. Sementara Ghani menerima peci hitam yang sebelumnya dikenakan Jokowi.
Dalam pernyataan pers bersama, Presiden Ghani menyebut kedatangan Jokowi membawa berkah karena bersamaan dengan turunnya hujan salju.
"Kedatangan Yang Mulia tidak perlu membawa emas, tetapi membawa hujan dan salju. Hujan dan salju merupakan berkah bagi kami. Hujan dan salju tidak pernah memilih akan turun pada orang kaya atau orang miskin," demikian kutipan pernyataan pers Ghani.
Baca juga: Fahri Hamzah Minta Kunjungan Jokowi ke Afghanishtan Tak Didramatisasi
Presiden Ghani lalu menjamu makan siang Presiden Jokowi dan rombongan. Di sela jamuan santap siang itu, Presiden Ghani menganugerahkan Medal of Ghazi Amanullah kepada Presiden Jokowi.
Medali tersebut merupakan bentuk penghormatan Afghanistan kepada sosok Joko Widodo atas keteguhan dan keberanian dalam memajukan hubungan bilateral Indonesia-Afghanistan, terutama dalam pembangunan perdamaian di Afghanistan.
"Terima kasih atas anugerah Medal of Ghazi Amanullah. Medali ini akan jadi spirit baru upaya meningkatkan hubungan bilateral dan perdamaian," ujar Jokowi.
Kesepakatan
Pertemuan Jokowi dan Ghani menghasilkan sejumlah kesepakatan. Kedua Presiden sepakat bahwa upaya pembangunan perdamaian di Afghanistan harus ditopang dengan pembangunan ekonomi negara itu. Kedua hal itu harus berjalan secara beriringan.
“Tanpa perdamaian, tidak akan ada kesejahteraan. Tanpa kesejahteraan, perdamaian tidak akan lestari. Oleh karena itu, pada saat kita bekerja sama membangun perdamaian, kerja sama ekonomi harus ditingkatkan secara paralel,” kata Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi menyinggung nilai perdagangan kedua negara yang masih relatif rendah. Padahal, ia percaya potensi kerja sama perdagangan kedua negara sangat besar. Untuk itu, ia akan menindaklanjuti hal tersebut dengan menugaskan jajaran terkait.
“Saya telah meminta para menteri saya mendorong business-to-business contact,” ujar Presiden Jokowi.
Baca juga: Jadi Imam Shalat di Afghanistan, Jokowi Dipuji-puji PKS
Sebelumnya, sekitar 100 pengusaha Afghanistan hadir dalam Trade Expo Indonesia pada tahun lalu. Kedatangan mereka membukukan nilai transaksi lebih dari 1,1 juta dollar AS. Presiden Jokowi berjanji mengirimkan delegasi bisnis potensial ke Afghanistan pada triwulan pertama tahun ini.
“Saya yakin interaksi yang lebih intensif antara pebisnis kedua negara dapat membuka berbagai peluang kerja sama,” ujar Presiden Jokowi.