Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ujaran Kebencian dan Intoleransi Jadi Fokus Pengawasan Komnas HAM di Pilkada 2018

Kompas.com - 22/01/2018, 14:45 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) memperkirakan, penyebaran ujaran kebencian dan intoleransi akan terjadi pada Pilkada Serentak 2018.

Oleh karena itu, dua hal ini akan menjadi fokus pengawasan Komnas HAM. 

"Kami akan memfokuskan pada praktik-praktik ujaran kebencian, intoleransi, yang mungkin timbul," kata Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik, dalam jumpa pers bersama para komisioner, di Kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Senin (22/1/2018).

Meski fokus pada dua hal itu, Komnas HAM tidak akan menutup mata untuk masalah lainnya yang menyangkut perspektif HAM. Misalnya, mengawasi agar tidak terjadi praktik diskriminasi dalam pilkada.

Baca juga: Imparsial: Ujaran Kebencian dan SARA Tak Sehat untuk Demokrasi

Komnas HAM berharap, para peserta pilkada tidak melakukan hal itu demi merebut perhatian calon pemilih.

Pada Selasa (23/1/2018), Komnas HAM akan bertemu dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan pada Rabu (24/1/2018), dengan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).

Komnas HAM akan menyerahkan usulan indikator HAM yang bisa jadi acuan kedua penyelenggara pemilu itu.

"Di situ kita akan secara detail (menyampaikan) tentang konsep HAM yang akan kita masukan dalam indikantor pemantauan," ujar Ahmad.

Baca: Lakukan Ujaran Kebencian, Bisakah Peserta Pemilu Didiskualifikasi?

Dalam pilkada serentak ini, Komnas HAM akan menjalankan peran dalam memberikan 'warning' kepada masyarakat untuk tidak melakukan praktik SARA.

"Kadang saking asiknya kontestasi politik dalam rangka pemenangan, (menjadi) lupa, (malah) mempersekusi orang lain, termasuk mendiskriminasi kelompok tertentu," ujar Ahmad.

Menurut Ahmad, tanda-tanda mengarah ke SARA pada Pilkada Serentak 2018 mulai terlihat.

"Sudah mulai kelihatan, tapi ada kecenderungan isu primodial, keagamaan, di dalam memobilisasi opini masyarakat. Ini tidak sehat untuk demokrasi kita," ujar Ahmad.

Komnas HAM juga berharap, pilkada serentak ini menjadi penyelenggaraan pesta demokrasi yang berbasis HAM. 

Kompas TV Berikut tiga berita terpopuler rangkuman KompasTV hari ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com