Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Parpol Dikuasai Cukong, PSI Galang Sumbangan Masyarakat

Kompas.com - 18/01/2018, 20:46 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) akan meluncurkan program penggalangan dana publik yang diberi nama “Donasi Solidaritas”. Program ini akan diluncurkan dalam acara yang berlangsung di Metro Coffee, Jakarta Pusat, Jumat (19/1/2018).

Menurut Ketua Umum DPP PSI Grace Natalie, program ini dihelat untuk mendorong perbaikan iklim berpolitik di Tanah Air.

“Selama ini, partai politik hidup dari uang satu atau beberapa orang saja. Kondisi ini membuat partai tidak independen, hanya melayani kepentingan penyandang dananya,” kata Grace dalam keterangan tertulisnya, Kamis (18/1/2018).

Menurut Grace, partai harus didanai oleh publik agar independen dan tidak punya beban mental untuk balas budi ke seseorang. Kalau ingin melihat politik yang bersih, menurut Grace, publik harus ikut membiayai parpol sebagai bentuk tanggung jawab bersama.

Baca juga : PSI Yakin KPU Patuhi Putusan MK soal Verifikasi Faktual Semua Parpol

“Dana yang terkumpul akan digunakan untuk membiayai operasional partai, termasuk membiayai para caleg PSI yang akan bertarung di Pemilu 2019,” ujar Grace.  

Grace mengatakan, nilai donasi ada enam jenis, mulai dari Rp 25 ribu sampai Rp 1 miliar per tahun. Para donatur akan diberikan Kartu Solidaritas Anti Korupsi dan Intoleransi atau Kartu SAKTI, yang juga bisa berfungsi sebagai e-money. 

Menurut Grace, ada sejumlah manfaat dengan menjadi penyumbang PSI. Manfaat paling penting adalah bisa turut menentukan arah kebijakan partai. 

"Terkait politic privilige sama. Hak suara penyumbang Rp 25.000 dan Rp 1 miliar sama- sama satu," kata Grace.

Baca juga : Caleg PSI Didominasi Generasi Milenial

Sebenarnya, lanjut Grace, PSI sudah sering melakukan penggalangan dana. Hanya saja, caranya masih tradisional dengan mengundang satu per satu seseorang atau satu komunitas

“Sekarang, kami mau formalkan prosesnya, agar bisa melibatkan lebih banyak orang dan lebih efisien. Dengan demikian, akan lebih banyak orang yang bisa memiliki PSI,” kata mantan presenter TV berita ini.

Untuk yang pertama, PSI menggelar acara di Jakarta. Selanjutnya, acara serupa akan digelar di kota-kota lain di seluruh Indonesia.

Kompas TV Bawaslu sudah mendapat klarifikasi dari Siti. Sejauh ini proses sudah selesai.  
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com