Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dulu Ingin Reformasi, Mengapa Kini Parpol Buka Pintu TNI-Polri Kembali ke Politik?

Kompas.com - 09/01/2018, 17:11 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA KOMPAS.com - Terjunnya sejumlah perwira aktif TNI dan Kepolisian RI di kancah Pilkada Serentak 2018 terus menuai kritik. 

Deputi Direktur Riset Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (Elsam) Wahyudi Djafar menilai, tindakan parpol itu bertolak belakang dengan semangat reformasi 1998.

"Parpol dulu memperjuangkan (reformasi) supremasi sipil dan mendorong TNI-Polri profesional dan kembali ke barak," ujar Wahyudi, dalam konferensi pers di Kantor Kontras, Jakarta, Selasa (9/1/2018).

"Hari ini, justru parpol membuka pintu lebar-lebar partisipasi TNI-Polri aktif untuk (kembali ke) kontestasi politik," lanjut dia.

Baca juga: Deddy Mizwar: Pilkada Jabar Sekarang Perang Para Jenderal, Saya Jenderal Naga Bonar

Sejak reformasi 1998, TNI-Polri tak lagi aktif berpolitik. Hal itu dilakukan untuk memperkuat supremasi sipil setelah 32 tahun pemerintahan Orde Baru.

Kemudian, hal itu dipertegas dengan lahirnya UU TNI dan Polri yang melarang keterlibatan anggota aktifnya dalam politik praktis.

Akan tetapi, kata Wahyudi, menjelang 20 tahun reformasi, 21 Mei 2018, semangat itu justru diciderai oleh sikap parpol yang menarik perwira aktif TNI-Polri maju dalam Pilkada 2018.

Baca: Drama dan Jenderal Aktif TNI AD dan Polri di Pilkada 2018

Menurut dia, hal ini menunjukkan kegagalan partai melahirkan kader-kader sipil yang potensial. Sebagai jalan pintas, anggota TNI-Polri ditarik meski belum resmi mengundurkan diri.

"Mereka seharusnya melahirkan kader-kader sipil potensial untuk menduduki posisi sipil demi menegakan supremasi sipil. Ini justru malah memberikan ruang TNI-Polri kembali ke politik," kata Wahyudi.

Kompas TV Hampir pasti ada 4 pasangan bakal calon dari 4 poros partai politik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ridwan Kamil Sebut Pembangunan IKN Tak Sembarangan karena Perhatian Dunia

Ridwan Kamil Sebut Pembangunan IKN Tak Sembarangan karena Perhatian Dunia

Nasional
Jemaah Haji Dapat 'Smart' Card di Arab Saudi, Apa Fungsinya?

Jemaah Haji Dapat "Smart" Card di Arab Saudi, Apa Fungsinya?

Nasional
Kasus LPEI, KPK Cegah 4 Orang ke Luar Negeri

Kasus LPEI, KPK Cegah 4 Orang ke Luar Negeri

Nasional
Soal Anies Maju Pilkada, PAN: Jangan-jangan Enggak Daftar Lewat Kami

Soal Anies Maju Pilkada, PAN: Jangan-jangan Enggak Daftar Lewat Kami

Nasional
Kontras: 26 Tahun Reformasi, Orde Baru Tak Malu Menampakkan Diri

Kontras: 26 Tahun Reformasi, Orde Baru Tak Malu Menampakkan Diri

Nasional
Dilaporkan Ke Polisi, Dewas KPK: Apakah Kami Berbuat Kriminal?

Dilaporkan Ke Polisi, Dewas KPK: Apakah Kami Berbuat Kriminal?

Nasional
KPK Sita Mobil Mercy di Makassar, Diduga Disembunyikan SYL

KPK Sita Mobil Mercy di Makassar, Diduga Disembunyikan SYL

Nasional
Anggota Komisi X Usul UKT Bisa Dicicil, Kemendikbud Janji Sampaikan ke Para Rektor

Anggota Komisi X Usul UKT Bisa Dicicil, Kemendikbud Janji Sampaikan ke Para Rektor

Nasional
PKB-PKS Jajaki Koalisi di Pilkada Jatim, Ada Keputusan dalam Waktu Dekat

PKB-PKS Jajaki Koalisi di Pilkada Jatim, Ada Keputusan dalam Waktu Dekat

Nasional
Amnesty Internasional: 26 Tahun Reformasi Malah Putar Balik

Amnesty Internasional: 26 Tahun Reformasi Malah Putar Balik

Nasional
Dilangsungkan di Bali, World Water Forum Ke-10 Dipuji Jadi Penyelenggaraan Terbaik Sepanjang Masa

Dilangsungkan di Bali, World Water Forum Ke-10 Dipuji Jadi Penyelenggaraan Terbaik Sepanjang Masa

Nasional
Kritik RUU Penyiaran, Usman Hamid: Negara Harusnya Jamin Pers yang Independen

Kritik RUU Penyiaran, Usman Hamid: Negara Harusnya Jamin Pers yang Independen

Nasional
Ahli Sebut Struktur Tol MBZ Sulit Diperkuat karena Material Beton Diganti Baja

Ahli Sebut Struktur Tol MBZ Sulit Diperkuat karena Material Beton Diganti Baja

Nasional
DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

Nasional
Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com