KUPANG, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menilai, tingkat kewirausahaan orang Indonesia masih sangat rendah.
Padahal, menurut dia, peluang menciptakan lapangan pekerjaan baru terbuka luas di tengah perkembangan global saat ini.
"Menurut Bank Dunia, tingkat kewirausahaan kita 3,3 persen. Masih sangat kecil. Negara lain itu sudah di atas 8 persen," ujar Jokowi saat menjadi pembicara di Universitas Muhammadiyah Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, Senin (8/1/2018).
Baca juga: Gibran dan Penolakannya terhadap Ajakan Bermain dalam Berbagai Proyek
Dari lembaga internasional lain, Jokowi mengutip, Indonesia berada di peringkat 90 dari 137 negara dalam hal ranking indeks kewirausahaan global.
Jokowi berpendapat, setelah lulus dari perguruan tinggi, orientasi individu di Indonesia kebanyakan berkutat pada bekerja di perusahaan. Bukan sebaliknya, menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.
"Makanya, yang harus ditingkatkan ke depan adalah jumlah wirausaha yang bisa menghasilkan peluang kerja baru dan membangun nilai tambah. Jadi setelah lulus kuliah itu tidak mencari pekerjaan, tapi membuat pekerjaan," ujar Jokowi.
Lantas, Jokowi mencontohkan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, dan putra bungsunya, Kaesang Pangarep, yang memilih untuk membuka usaha sendiri.
Baca juga: Gibran Rakabuming: Saya Jualan Martabak Saja...
Menurut dia, hal itu bisa menjadi contoh bagi anak muda lainnya.
"Anak saya yang gede bilang, 'Pak saya mau jualan martabak'. Kaget saya. Tapi ya silakan saja. Belum habis yang gede, eh (anak) yang kecil ini jual pisang goreng," ujar Jokowi.
"Tapi anak saya yang gede sekarang karyawannya 100. Kalau anak saya yang kecil karyawannya baru delapan. Karena baru mulai tiga bulan lalu," lanjut dia.