Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bicara soal Kewirausahaan, Jokowi Contohkan Gibran dan Kaesang

Kompas.com - 09/01/2018, 06:13 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menilai, tingkat kewirausahaan orang Indonesia masih sangat rendah.

Padahal, menurut dia, peluang menciptakan lapangan pekerjaan baru terbuka luas di tengah perkembangan global saat ini.

"Menurut Bank Dunia, tingkat kewirausahaan kita 3,3 persen. Masih sangat kecil. Negara lain itu sudah di atas 8 persen," ujar Jokowi saat menjadi pembicara di Universitas Muhammadiyah Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, Senin (8/1/2018).

Baca juga: Gibran dan Penolakannya terhadap Ajakan Bermain dalam Berbagai Proyek

Dari lembaga internasional lain, Jokowi mengutip, Indonesia berada di peringkat 90 dari 137 negara dalam hal ranking indeks kewirausahaan global.

Jokowi berpendapat, setelah lulus dari perguruan tinggi, orientasi individu di Indonesia kebanyakan berkutat pada bekerja di perusahaan. Bukan sebaliknya, menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.

Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep, kedua putra Presiden Joko Widodo saat wawancara eksklusif dengan Kompas.com, di Solo, Jawa Tengah, Minggu (27/8/2017).KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep, kedua putra Presiden Joko Widodo saat wawancara eksklusif dengan Kompas.com, di Solo, Jawa Tengah, Minggu (27/8/2017).

Dengan perkembangan teknologi, kata Jokowi, masyarakat Indonesia bisa menangkap peluang untuk menciptakan lapangan pekerjaan. 

"Makanya, yang harus ditingkatkan ke depan adalah jumlah wirausaha yang bisa menghasilkan peluang kerja baru dan membangun nilai tambah. Jadi setelah lulus kuliah itu tidak mencari pekerjaan, tapi membuat pekerjaan," ujar Jokowi.

Lantas, Jokowi mencontohkan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, dan putra bungsunya, Kaesang Pangarep, yang memilih untuk membuka usaha sendiri.

Baca juga: Gibran Rakabuming: Saya Jualan Martabak Saja...

Menurut dia, hal itu bisa menjadi contoh bagi anak muda lainnya.

"Anak saya yang gede bilang, 'Pak saya mau jualan martabak'. Kaget saya. Tapi ya silakan saja. Belum habis yang gede, eh (anak) yang kecil ini jual pisang goreng," ujar Jokowi.

"Tapi anak saya yang gede sekarang karyawannya 100. Kalau anak saya yang kecil karyawannya baru delapan. Karena baru mulai tiga bulan lalu," lanjut dia.

Kompas TV Presiden Joko Widodo menyempatkan untuk meluangkan waktu untuk sang cucu Jan Ethes Sri Narendra bermain di sebuah area permainan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Nasional
PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

Nasional
KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

Nasional
KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada 'Abuse of Power'

Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada "Abuse of Power"

Nasional
Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Nasional
Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Nasional
Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Nasional
Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com