Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seleksi Terbuka Bakal Caleg PSI Dianggap Masih Butuh Perbaikan

Kompas.com - 05/11/2017, 20:45 WIB
Moh. Nadlir

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Seleksi terbuka bakal anggota calon legislatif DPR RI dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dianggap masih butuh banyak masukan dan perbaikan ke depannya.

Hal itu diungkapkan Peneliti Pusat Kajian Antikorupsi (Pukat) Universitas Gajah Mada (UGM) Zainal Arifin Mochtar di kantor DPP PSI, Jakarta, Minggu (5/11/2017).

"Secara keseluruhan karena ini yang pertama, tentu ada perbaikan. Ada beberapa catatan yang akan kita sharing secara internal," ujar Zainal.

Meski demikian, dosen hukum tata negara UGM juga mengapresiasi langkah PSI dalam menggaet bakal calon politisi tersebut.

"Ini budaya yang baik dan harus dilanjutkan," ujar Zainal yang juga menjadi panelis independen seleksi itu.

Sebab selama ini, menurut Zainal, rekrutmen bakal caleg dari partai politik tak jauh-jauh dari nepotisme dan mahar politik.

(Baca: Mahfud MD Harap PSI Tak Ikut Kirimkan Kadernya ke Penjara KPK)

"Kalau kita bicara seleksi. Hampir semua partai dalam menempatkan wakilnya biasanya karena kedekatan orang dengan partainya dan bayar tertentu seperti beli perahu serta lain sebagainya," kata dia.

 

Karenanya, ia menyambut baik terobosan PSI dalam menggelar seleksi terbuka bakal caleg DPR RI dengan melibatkan panelis independen.

Apalagi, Zainal menambahkan, hal tersebut adalah budaya baru yang diciptakan di tengah dunia perpolitikan dalam negeri.

(Baca juga : Partai Solidaritas Indonesia Yakin Bisa Ikut Pemilu 2019)

 

"Seharusnya ada model yang lebih terukur. Makanya ketika PSI ingin membuat seleksi terbuka saya menyebut itu menjadi ajang yang menarik untuk dihadiri," ujar dia.

Seleksi yang digelar sejak Sabtu kemarin (4/11/2017) sampai pekan depan di kantor DPP PSI, Jakarta Pusat, menumbuhkan tradisi baru dalam menyaring bakal calon anggota legislatif yang transparan.

Pelibatan panelis independen seperti mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD, mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu, serta lainnya adalah untuk mencari bibit unggul bakal caleg tersebut.

Bahkan PSI menyebut, keputusan para peserta lolos atau tidak menjadi bakal caleg PSI ada di tangan para panelis independen itu.

Soal berapa jumlah peserta yang akan diambil dan kapan diumumkan hasilnya belum dipastikan waktunya. Sebab, PSI masih akan membuka seleksi terbuka tahap kedua seusai seleksi tahap pertama ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com