Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Novel Disebut Tak Percaya Polisi Bisa Ungkap Penyerangnya

Kompas.com - 04/11/2017, 17:13 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Simanjuntak mengatakan, ada ketidakpercayaan dari Novel Baswedan kepada polisi dalam menangani kasus penyerangan terhadap dirinya April 2017 silam.

Menurut Dahnil ketidakpercayaan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tersebut sangat beralasan. Hal inilah yang perlu menjadi koreksi oleh aparat penegak hukum.

"Contoh sederhana ketika dia menangani kasus korupsi kemudian diserang balik malah dari teman-teman polisi itu sendiri," kata Dahnil dalam talk show Perspektif Indonesia, Jakarta, Sabtu (4/11/2017).

Kriminalisasi terhadap penyidik KPK itu pun tidak hanya sekali terjadi pada kasus di Bengkulu, misalnya.

Baca juga : Subuh Berjamaah di Singapura Bersama Novel Baswedan (Bag 1)

Ketua Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Azhar Simanjuntak mengingatkan agar semua pihak tak berlarut-larut soal pro kontra pemutaran film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI.  Jakarta, Jumat (22/2017).KOMPAS.com/ MOH NADLIR Ketua Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Azhar Simanjuntak mengingatkan agar semua pihak tak berlarut-larut soal pro kontra pemutaran film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI. Jakarta, Jumat (22/2017).
Lebih lanjut, Dahnil mengatakan, keengganan Novel menyerahkan gawainya dalam proses pemeriksaan juga sangat beralasan. Pada bagian ini, Dahnil mengatakan perlakuan terhadap gawai Novel tidak bisa disamakan dengan perlakuan terhadap gawai aktivis Hak Asasi Manusia, Munir.

"Enggak mungkin Hp Novel dipersamakan dengan Hp Munir, di situ banyak sekali hal-hal yang dia harus simpan. Kedua dia penyidik. Ketiga kuncinya satu, ada ketidakpercayaan Novel dan kawan-kawan terhadap polisi," ucap Dahnil.

Dahnil pun mendesak Presiden Joko Widodo membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) untuk mengungkap kasus penyerangan terhadap Novel. Bila perlu TGPF ini langsung berada di bawah kontrol Presiden.

Baca juga : Menunggu Dua Keajaiban Terkait Novel Baswedan dari Singapura (Bag 2)

Dalam kesempatan sama, komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarti mengatakan, dalam kasus Munir nama-nama yang diduga bertanggungjawab atas terbunuhnya akrivis HAM itu baru diketahui setelah data di Hp Munir dibuka oleh provider. Sehingga diketahui nama-nama yang mengontak Munir dan orang-orang yang tidak dikenal.

"Waktu itu diperoleh nama Polycarpus dan ini cocok dengan keterangan Suci ketika waktu itu Polycarpus telfon dia kapan Munir berangkat," kata Poengky.

Dalam kasus Novel ini, Poengky mengatakan, dia pernah menanyakan apakah Hp Novel sudah dicek.

"Katanya (pihak kepolisian) tidak diserahkan (oleh Novel). Jadi katanya Novel memang tidak mau menyerahkan Hp itu, karena akan disampaikan kalau ada TGPF," ucap Poengky.

Kompas TV Sejumlah pihak mendesak pembentukan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com