Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Tambak: Kami Terima Kasih Sekali Pak Jokowi...

Kompas.com - 02/11/2017, 10:32 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com — Petani tambak udang dan bandeng di Kecamatan Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat, ketiban durian runtuh.

Pemerintah merevitalisasi tambak-tambak tradisional mereka menjadi modern dan berkapasitas besar.

Revitalisasi itu merupakan bagian dari program Perhutanan Sosial untuk Pemerataan Ekonomi, salah satu program prioritas nasional.

Salah seorang petani tambak, Nahar (42), mengungkapkan, sebelumnya dia mengelola tambak secara tradisional.

"Tradisional artinya, ya, tebar bibit, lalu didiamkan saja, dibiarkan tumbuh," ujar Nahar ketika berbincang dengan Kompas.com di sela-sela peninjauan Presiden Joko Widodo di tambak itu, Rabu (1/11/2017).

Metode ini tidak cukup membawa Nahar dan petani tambak lain ke arah sejahtera. Satu hektar tambak hanya menghasilkan maksimal 50 kilogram udang.

Minimal mati seluruhnya alias tidak ada yang hidup.

Pendapatan mereka tidak menentu. Jika sedang untung, Nahar mengantongi uang hingga Rp 3.500.000.

Namun, jika sedang buntung, pria yang sudah 13 tahun menjadi petani tambak itu terpaksa gigit jari karena merugi seluruhnya.

Kini pemerintah merevitalisasi 80 hektar tambak milik Nahar dan rekan-rekannya menjadi semi-intensif. Ada 40 petani tambak yang menerima program ini.

Pemerintah menyulap tambak Nahar dan rekan-rekan, mulai dari diberi alas untuk menjaga keasaman air, penempatan kincir sebagai penjaga kadar oksigen, pemberian mesin pemberi pakan yang bisa dikontrol dari jarak jauh, hingga pemberian bibit udang vaname.

"Kata pendamping dari KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan), sih, 1 hektar tambak ini bisa dapat sampai 7,5 ton udang per panen. Kan, panennya setiap dua sampai dua setengah bulan sekali," ujar Nahar.

Artinya, Nahar dapat meraup untung hingga di atas Rp 500 juta sekali panen.

Apalagi, pemerintah telah menyediakan salah satu BUMN sebagai pembeli hasil petani tambak.

"Makanya saya semangat banget ngerjain ini. Kami terima kasih sekali sama Bapak Jokowi karena sudah diberikan semuanya ini," ujarnya.

Ekspor udang

Presiden Joko Widodo yang meninjau area tambak itu menggunakan motor trail mengungkapan optimismenya atas masa depan tambak Muara Gembong.

Ia berharap produksi udang di sana tidak hanya untuk memenuhi pasar Indonesia, tetapi juga dapat diekspor.

Posisi Indonesia saat ini adalah pengekspor udang ketiga terbesar di dunia di bawah India dan Vietnam.

Jika produksi udang di tambak Muara Gembong ini baik, Presiden Jokowi yakin Indonesia bergeser ke posisi pertama.

"Kalau tambak-tambak di sini berjalan, tambak-tambak di Lampung juga, tambak-tambak di Kalimantan Utara, semuanya, ya, nomor satu," ujar Presiden Jokowi.

Dampak lain yang diyakini Presiden Jokowi juga mampu mengangkat kesejahteraan petani tambak setempat adalah soal penyerapan tenaga kerja.

Sebab, 8.000 meter persegi tambak dapat menyerap hingga 50 pekerja.

"Coba itu kalikan saja dengan total semua (80 hektar) lahan. Berapa (tenaga kerja) yang terserap? Sangat banyak," ujar Presiden Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com